Sepuluh Prediksi Tren Teknologi di Tahun 2019 versi The Alibaba DAMO Academy
The Alibaba DAMO (Discovery, Adventure, Momentum, Outlook) Academy baru saja meluncurkan laporan berisi 10 prediksi tren teknologi di tahun 2019, yang mencakup bidang smart city, identitas digital, pengemudian otomatis, sistem jaringan neural grafik (Graph Neural Network System), chip kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI), teknologi blockchain, teknologi 5G, dan beberapa industri penting lainnya. [The Alibaba DAMO Academy](https://damo.alibaba.com/) sendiri merupakan akademi teknologi milik Alibaba Group yang bertujuan untuk menciptakan terobosan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk kemanusiaan, yang berdiri sejak tahun 2017.
Dalam laporan ini, The Alibaba DAMO Academy berpendapat bahwa teknologi suara kecerdasan buatan akan mampu melewati Turing Test (ujian yang diberikan kepada mesin untuk menguji kemampuannya dalam menunjukkan kecerdasan layaknya manusia) dalam konteks percakapan sehari-hari. Selain itu, teknologi Biometrik juga akan memiliki kemampuan lebih canggih untuk ‘melihat’ dan ‘mendengarkan’.
Teknologi jaringan 5G akan semakin banyak diterapkan dalam industri otomotif dan sejenisnya. Smart city akan semakin meningkat dan banyak bermunculan. Teknologi secara keseluruhan akan merevolusi semakin banyak industri dan mengubah kehidupan. Berikut merupakan detil prediksi trennya.
Tren Pertama: Kota Cerdas akan semakin bermunculan dan menciptakan ‘wilayah’ yang cerdas
Data dari model simulasi perkotaan (dibangun untuk analitik transportasi, air, listrik, hingga kualitas udara) akan dikumpulkan dan diproses bersama dengan data real-time dalam sebuah prosesor data skala besar. Perkembangan teknologi kalkulasi data dan algoritma prediksi memungkinkan data tidak terstruktur seperti video dapat diolah secara bersamaan dengan data yang terstruktur. Hal ini menciptakan kemungkinan dilakukannya simulasi real-time dalam perkotaan, sehingga mengubah kecerdasan lokal menjadi kecerdasan global.
Kedepannya juga akan ada semakin banyak sumber daya dan teknologi untuk melakukan riset teknologi jaringan kecerdasan di perkotaan serta penerapannya. Secara fisik, akan tercipta Smart City yang semakin multidimensi, terintegrasi, dan berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan tingkat optimasi kualitas pemerintahan. Dalam satu tahun ke depan, diprediksi bahwa semakin banyak kota besar di Tiongkok akan memiliki jaringan seperti ini.
Di Indonesia sendiri, perancangan dan pembangunan Smart City baru muncul beberapa tahun belakangan. Ini merupakan upaya pemerintah untuk mengantisipasi laju urbanisasi yang semakin pesat. Diprediksi bahwa pada tahun 2020, sekitar 56% penduduk Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan.
Ibukota Jakarta baru memulai perancangan Smart City pada tahun 2015. Salah satu perwujudannya adalah dengan portal situs dan aplikasi yang memungkinkan monitoring banjir dan penggunaan transportasi. Untuk mempercepat kemajuannya, pemerintah juga bekerja sama dengan beberapa mitra perusahaan teknologi. Selain Jakarta, beberapa kota lain yang sedang mempersiapkan atau dalam proses pembangunan Smart City adalah Bandung, Semarang, dan Surabaya.
Tren Kedua: Teknologi suara kecerdasan buatan (AI) akan berhasil melewati Turing Test
Pengembangan modul interaksi suara untuk cloud dan aplikasinya yang terstandarisasi dan terjangkau, memunculkan semakin banyak peralatan yang bisa berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Kedepannya, di setiap ruang kehidupan akan terdapat setidaknya 1 teknologi yang bisa berkomunikasi dengan suara.
Dengan kemajuan teknologi seperti ini, suara yang dihasilkan mobile device akan semakin menyerupai suara dan kemampuan komunikasi manusia, bahkan kecerdasan buatannya diprediksi akan berhasil melewati Turing Test dalam beberapa aspek komunikasi tertentu. Secara bersamaan, regulasi dan peraturan dalam bidang ini pun akan dibuat untuk menuntut berbagai industri agar berkembang sesuai standar.
Tren Ketiga: Chip berbasis AI akan menggeser posisi GPU dalam dominasi alat pelatihan kecerdasan buatan
Berbagai skenario pelatihan AI dari berbagai pusat data menunjukkan bahwa proses migrasi data antara komputasi dan penyimpanan semakin menghadapi hambatan, sedangkan metode penyimpanan bertumpuk 3D (3D-stacked memory technology) oleh chip kecerdasan buatan generasi baru semakin populer. Tuntutan akan kebutuhan bandwidth yang semakin tinggi akan mendorong penggunaan teknologi ini menjadi semakin universal. Perkembangan serupa juga bisa diharapkan dari neuromorphic chip atau chip prosesor dengan kemampuan menyerupai otak.
Di samping itu, chip berbasis kecerdasan buatan akan menggantikan posisi GPU (Graphic Processing Unit) yang selama ini dominan dalam melatih kecerdasan buatan. Chip kecerdasan buatan yang dibuat untuk domain atau area kajian spesifik akan memiliki skenario penerapan yang semakin banyak.
Tren Keempat: Sistem jaringan neural grafik memberikan akal sehat pada mesin
Matangnya proses pembelajaran mendalam atau deep learning sederhana yang digabung dengan sistem jaringan neural grafik deep learning dan penalaran dari ujung ke ujung diprediksi akan menyelesaikan permasalahan interpretasi relasional yang tidak dapat dipecahkan oleh deep learning sederhana. Sistem ini dibuat dengan mengimitasi proses pembuatan neuron pada otak, memberikan kemampuan dan penalaran kognitif yang menyerupai akal sehat pada kecerdasan buatan.
Tren Kelima: Rancangan Arsitektur Komputasi yang Baru
Baik dalam konteks pusat data maupun komputasional tepi, model komputasi yang baru akan muncul. Metode komputasi dan penyimpanan di masa depan tidak hanya akan memenuhi kebutuhan pengolahan data yang cepat oleh kecerdasan buatan, namun juga kebutuhan IoT atau (Internet of Things) akan daya yang rendah.
Di samping itu, teknologi seperti chip FPGA (Field-Programmable Gate Array), GPU, ASIC (Application-specific Integrated Circuit) dan sejenisnya yang semakin bermunculan juga telah membuka pintu evolusi arsitektur komputasi tradisional.
Meninggalkan metode komputasi lama yang berfokus pada CPU, perubahan komputasional kini lebih didorong oleh aplikasi (application-driven) dan teknologi (technology-driven) yang membawa perubahan disruptif pada area-area spesifik, mempercepat perkembangan kecerdasan buatan dan hadirnya masa keemasan komputasi kuantum.
Tren Keenam: Teknologi jaringan 5G mendorong skenario aplikasi yang baru
Teknologi jaringan seluler 5G akan menghadirkan bandwidth yang semakin luas dan kuat hingga mencapai ratusan kali lipat dari informasi yang bisa dihantarkan oleh generasi sebelumnya. Hal ini mendukung teknologi video dengan resolusi 4K dan 8K, teknologi AR (Augmented Reality) serta virtual reality yang lebih imersif, jelas, dan matang. Kekuatan sinyal juga akan bertambah sekitar puluhan miliaran kali lipat, memungkinkan pertukaran informasi antar mesin dan peralatan jarak jauh dalam skala besar.
Dalam era 5G ini, teknologi jaringan akan semakin mengarah pada teknologi cloud dan software, juga dapat terbagi-bagi ke dalam beberapa sub-jaringan independen namun paralel dan aplikatif terhadap berbagai kebutuhan jaringan tertentu. Ditambah dengan tingkat reliabilitas yang tinggi, tingkat buffer yang rendah, serta kapasitas jaringan yang besar, hal ini mampu membawa perubahan besar pada industri otomotif dan transportasi. Misalnya, kendaraan di jalan akan bisa saling berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain.
Indonesia juga sedang mempersiapkan infrastruktur dan teknologi untuk menerapkan jaringan teknologi 5G. Walaupun sejauh ini, hanya ada beberapa operator jaringan informasi yang menerapkannya. Salah satu perwujudannya adalah mobil otonom yang dipamerkan pada Asian Games lalu.
Menurut Direktur Penataan Sumber Daya Kementerian Komunikasi dan Informatika, Denny Setiawan, jaringan ini diterapkan dengan tujuan utama untuk meningkatkan proses revolusi industri 4.0 pada industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, dan kimia.
Kedepannya, apabila diterapkan secara lebih luas, logistik mungkin akan menjadi sektor di Indonesia yang paling bisa merasakan manfaat dari jaringan ini. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya penggunaan e-commerce baik secara lokal maupun internasional yang membutuhkan pengiriman dan penerimaan barang yang cepat juga masif antar wilayah provinsi dan bahkan antar pulau.
Tren Ketujuh: Identitas digital akan menjadi kartu identitas kedua
Penggunaan teknologi biometrik yang semakin meluas menunjukkan tingkat kematangan penerapan yang melebihi teknologi kecerdasan buatan. Terlihat dari beberapa tahun belakangan dimana orang semakin jarang membawa dompet dan tunai saat bepergian. Kondisi ini mengindikasikan bahwa di masa depan, orang tidak perlu lagi membawa identitas diri saat keluar rumah. Di tahun 2019 ini, teknologi biometrik sedang memasuki tahap penerapan dalam skala besar.
Seiring meluasnya pemakaian sensor 3D yang diintegrasikan dengan teknologi biometrik, setiap benda dan peralatan di sekitar kita akan lebih mudah ‘melihat’ dan ‘mendengarkan’. Artinya, biometrik dan bioteknologi akan menjadi alat identifikasi dan otentikasi yang penting. Identitas digital seperti ini akan menjadi tanda identitas kita yang kedua.
Dari mengunci ponsel hingga pagar rumah, dari mengunjungi restoran, bank, supermarket hingga stasiun kereta, serta dari pemeriksaan bandara hingga rumah sakit, semuanya hanya perlu identifikasi wajah saja.
Tren Kedelapan: Pengemudian otomatis akan memasuki proses perkembangan yang lebih stabil
Mengandalkan kecerdasan otomotif saja tidak akan cukup untuk mencapai era mobil tanpa pengemudi. Namun, bukan berarti era tersebut tidak akan pernah datang. Konektivitas antar kendaraan dan jalan yang semakin tinggi justru akan mempercepat hal ini.
Dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan, komersialisasi pengemudian otonom dalam bidang transportasi dan logistik akan berkembang ke arah yang baru, ditandai dengan munculnya penetapan khusus terhadap jalur transportasi umum dan pengiriman barang tanpa manusia ke gedung komersial dan wilayah kampus.
Tren Kesembilan: Teknologi Blockchain akan semakin diterima, penggunaan secara komersial akan semakin meningkat
Dalam proses digitalisasi berbagai industri, teknologi IoT akan semakin mendukung keterhubungan benda di luar Blockchain dan meningkatkan reliabilitas pemetaan data. Teknologi Blockchain akan memfasilitasi penyusunan serta optimasi pertukaran data terpercaya (trusted data) agar keterhubungan dan kolaborasi yang terlaksana menjadi lebih efisien.
Blockchain akan semakin bermunculan dalam berbagai aspek kehidupan kita. Ini akan terjadi terutama pada bidang keuangan rantai pasokan, pembayaran tagihan elektronik, dan setoran yudisial. Keterhubungan yang semakin bernilai ini akan menjadikan rancangan koneksi berlapis dan koneksi antar-rantai (chain) sebagai basis perkembangan Blockchain kedepannya.
Dengan ini, industri Blockchain akan semakin diterima tanpa hambatan pesimisme yang berlebihan, serta penggunaannya secara komersial dapat dipercepat.
Tren Kesepuluh: Teknologi proteksi data akan meningkat pesat
Seiring pembuatan kebijakan dan regulasi data yang semakin intensif oleh pemerintahan, perusahaan-perusahaan akan membutuhkan investasi sumber daya ekstra untuk melindungi privasi data individu. Teknologi perlindungan data dan aset digital seperti sistem pelacakan, penandaan data, serta enkripsi, akan semakin meluas penggunaannya untuk menangkal serangan siber dan pencurian informasi tingkat tinggi.
Prediksi perkembangan tren teknologi ini sebetulnya tidak hanya terbatas pada Tiongkok saja, melainkan juga di seluruh dunia. Indonesia yang mengalami proses digitalisasi pesat beberapa tahun belakangan juga memiliki kemungkinan tinggi untuk mengalami perubahan teknologi yang serupa, atau bahkan lebih unik dan spesifik terhadap pasar dan kebutuhannya.
Bagikan
Link Telah Disalin