Di Balik Kesuksesan Karir Monika Rudijono, Chief Marketing Officer Lazada Indonesia
Dalam rangka Hari Ibu, Alibaba Group menyoroti sosok-sosok ibu dan pemimpin perempuan inspiratif yang menjadi bagian penting dari perjalanan Alibaba Group dan unit-unit usahanya di Indonesia. Kali ini, kita akan mengenal lebih dalam sosok Monika Rudijono, ibu dari 4 anak perempuan yang memegang peran sebagai Chief Marketing Officer (CMO) Lazada Indonesia.
Monika Rudijono dikenal publik sebagai wanita karir yang inspirasional. Lulus dari UC Berkeley, ia pernah menjabat sebagai President Director Grey Group Indonesia. Kemudian, ia semakin melejit karirnya ketika dipilih sebagai President Uber Indonesia sebelum akhirnya menjabat menjadi Chief Marketing Officer Lazada Indonesia. Namun, hal yang membuat ia spesial di luar talenta dan kepemimpinannya adalah perannya sebagai ibu yang membesarkan empat anak perempuan. Berikut merupakan kisah inspiratifnya dalam membangun kedua dunianya dengan cemerlang.
Perjalanan awal karir hingga ke Lazada
Monika Rudijono memang sejak dulu tertarik dengan angka. Kuliah di jurusan administrasi bisnis memperkenalkannya di dunia marketing, yang akhirnya memupuk ketertarikannya berkarir di dunia periklanan. “Dari karir saya di dunia periklanan, saya menjadi kenal dengan berbagai tantangan bisnis yang dimiliki berbagai industri, dari industri permen, hingga penerbangan, dan kecantikan. Campaign yang berbeda, memberikan pengalaman dan pengasahan strategic thinking yang berbeda pula.”
Namun setelah 20 tahun, Monika berpikir untuk saatnya melebarkan sayapnya untuk memberikan impact yang lebih besar lagi di Indonesia. Lanskap digital yang berkembang pesat di Tanah Air menawarkan potensi yang besar untuk melakukan hal tersebut. Ini mendorongnya untuk bergabung di Uber Indonesia dua tahun silam, sebelum kemudian berlabuh di Lazada Indonesia.
“Semenjak dari Uber, saya semakin yakin lagi ingin berkiprah dan memberi impact dengan berkarya di industri teknologi. Setelah menjajagi kesempatan berkembang di berbagai industri berbasis teknologi, seperti fin-tech dan ride-hailing, akhirnya saya berkesempatan untuk mengobrol dengan CEO Lazada saat itu. Dari percakapan dengannya saat itu, saya merasa di sini ada kesempatan untuk berkontribusi, sekaligus belajar dengan banyak. Karena memang banyak sekali hal yang bisa kita lakukan untuk mengakselerasi kemajuan Indonesia dengan perdagangan yang didukung teknologi,” ujarnya
Tanggungjawab penting di Lazada
Menjadi CMO di Lazada Indonesia bukanlah tanggung jawab yang kecil. Tugas utamanya adalah memimpin tim marketing untuk mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan melalui inovasi yang menjadi standar industri. “Nah, tugas saya sehari-hari adalah melakukan berbagai hal untuk memperkuat dan mengembangkan tim marketing bersama-sama.” katanya.
Salah satu hasil dari kerja keras ini yang cukup ia rasakan adalah ketika Monika Rudijono dan timnya dipercayakan untuk melaksanakan sebuah event Gala Show dalam rangka ulang tahun Lazada berupa konser bertabur bintang yang menghadirkan artis internasional, Dua Lipa, yang menjadi ajang unjuk kebolehan fitur shoppertainment: fitur game dan livestreaming dalam aplikasi Lazada. “Dengan waktu persiapan pendek, kami berkoordinasi dengan tim dari keenam negara. Kemudian hasilnya menjadi talk of the town industri dan publik, karena berkat kerjasama semua tim, kami berhasil menjadi perusahaan e-commerce yang bisa menghadirkan livestreaming konser ke seluruh Asia Tenggara via aplikasi, sekaligus menghasilkan impact yang real terhadap bisnis dan para stakeholder,” ungkapnya.
Menentukan prioritas sebagai seorang high-performer
Monika selalu menjadi seorang high-performer di mana pun ia berkiprah. Ia sering menyebut dirinya ‘beruntung’, tapi sebenarnya hal yang berperan besar dalam kesuksesannya adalah sikap dan pandangan dia terhadap berbagai hal, terutama tantangan. “Kendala seorang perempuan dalam berkarir itu ada. Dalam kasus saya, itu dari diri saya sendiri ketika menjadi Ibu. Saya mulai kenal dengan rasanya khawatir. Saya tahu banyak sekali pilihan penting yang harus dilakukan,” jelasnya. Bahkan, saat itu pernah mengajukan untuk tidak lembur, dan bila tidak diperbolehkan, maka ia siap berhenti.
“Karena saya sadar, work-life balance itu sangat penting. Bila tidak bertekad seperti itu, maka tidak kejadian,” ujarnya. “Nggak bisa tergantung kantor, tergantung suami, atau pembantu, harusnya tergantung pada saya”.
Bahkan, di salah satu titik karirnya saat ia memiliki 3 anak, Monika sempat mengajukan pemberhentian diri kepada atasannya untuk fokus pada anak-anaknya. Alih-alih mendukung, justru atasannya sempat tidak percaya dan mengira ia akan pindah ke tempat lain. “Saya perlu berkali-kali meyakinkan atasan saya waktu itu, dan menjelaskan bahwa mungkin baru akan mencari kerjaan setelah beberapa bulan lagi.” jelasnya.
Tidak ingin kehilangan talenta hebat, akhirnya ia justru ditawarkan untuk bekerja part-time dari pagi hingga siang agar ia bisa sambil mengurus anaknya. Ini tidak hanya memberikan Monika kebebasan lebih untuk menjaga anaknya, namun juga tetap produktif dan mencetak performa baik dalam karirnya. Terlihat dari lamanya jangka waktu saat ia memegang posisi part-time tersebut hingga anaknya sudah lebih dewasa, yaitu lebih dari dua tahun.
Kunci utama menyeimbangkan karir dan keluarga
Tidak jarang bagi orang-orang yang mendengar kisah Monika Rudijono secara langsung untuk berpikir bahwa menyeimbangkan dua dunia karir dan keluarga dengan baik merupakan hal yang mustahil. Namun, sebagai seorang CMO yang sibuk, ia tetap bisa menyempatkan diri untuk pulang rumah tepat waktu dan menghabiskan momen kualitas bersama keluarganya. Kebiasaan ini ia terapkan sudah sejak lama.
“Semenjak punya anak pertama, saya menjadi sangat disiplin sekali dalam hal urusan kantor. Sebanyak mungkin kerjaan yang bisa diselesaikan, saya selesaikan meskipun terkadang tidak makan siang,” jelas Monika. Memang tidak tiap hari, namun hal tersebut ia lakukan agar tidak membawa kerjaan pulang ke rumah. “Saya merasa sangat penting untuk bisa bermain dan sungguh-sungguh mendidik dan membangun hubungan dengan anak,” jelasnya.
Monika menjelaskan bahwa kunci utamanya melakukan hal tersebut adalah komitmen. Selain komitmen untuk menyelesaikan semua tugas di kantor, ia juga memiliki sebuah mekanisme bersama keluarga yang wajib dilakukan setiap minggu. “Saya dan keluarga punya yang namanya Wednesday Dinner, dimana kita sekeluarga berkumpul bareng dan makan bersama. Ini harus terjadi bagaimana pun caranya. Bila tidak bisa hari rabu, ya hari selasa atau kamis,” sebutnya.
Hal ini membantu ia menjaga kedekatan yang akrab terutama dengan anak-anaknya, dan memahami lebih mendalam tentang apa yang sedang terjadi di kehidupan mereka. “Saya melakukan ini semenjak tahun 2010, setelah punya anak 3 dan sudah memasuki usia anak-anak pertengahan. Sekitar saat itu juga saya mendapatkan tawaran menjadi pemimpin sebuah perusahaan yang baru berdiri. Tidak ingin ‘lose touch’, maka saya bilang ke suami untuk melaksanakan mekanisme ini,” ungkapnya.
Pesan untuk generasi milenial dari Monika Rudijono
Cerita-cerita positif Monika sepatutnya dapat menginspirasi jutaan wanita karir di luar sana. Ia ingin membuktikan bahwa wanita memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidupnya dan tetap bisa melaksanakan itu dengan sebaik mungkin. Tidak hanya untuk wanita karir, Monika juga memberi beberapa masukkan untuk para pekerja Indonesia, terutama untuk milenial.
Ia menekankan pentingnya mengambil sikap profesional dalam menghadapi tantangan “Bagi saya, bersikap profesional itu adalah menerima input dengan memahami bahwa itu bukan tentang diri saya, namun tentang apa yang saya perbuat. Kegagalan, bagi saya hanyalah input. Bukan berarti saya nggak layak, saya bodoh, atau tidak mampu. Saatnya belajar.” Ini merupakan pegangannya dalam menyeleksi kandidat untuk bergabung dengan timnya.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya untuk menjadi seorang profesional bagi Monika adalah tetap memelihara rasa penasaran. Hal ini bisa dilakukan dengan bertanya selalu dengan diri sendiri “Apa yang bisa dilakukan selanjutnya?” atau “Apakah masih ada cara lain untuk dikembangkan?”. Sehingga, tidak hanya merasa puas begitu saja.
Ada satu hal lagi yang sebenarnya menjadi hal yang paling dasar dari semua sikap-sikap di atas, yaitu attitude. Hal itu pun menjadi prinsip Monika saat diharuskan untuk merekrut seseorang ke dalam timnya. “Saya lihat attitude dan lihat mereka punya drive atau ambisi atau semangat atau nggak. Karena menurut saya, common sense dan bisa dipelajari, tapi attitude tidak bisa dibeli.”
Melihat kegigihan Monika, rasanya tidak ada hal yang tidak mungkin jika sudah didasari dengan keinginan yang kuat. Sesuai dengan credo yang ia pegang dalam hidupnya, yaitu “reach for the stars”. Kalimat tersebut yang selalu memotivasinya untuk berusaha menjadi yang lebih dan lebih baik lagi untuk mencapai yang terbaik.
Semangat Monika dalam memberikan yang terbaik untuk perusahaan dan keluarga tidak terlepas dari keinginannya untuk menjadi panutan bagi anak-anaknya. Ia percaya bahwa perempuan memiliki pilihan untuk menentukan jalan hidupnya dan Monika sudah membuktikan bahwa ia dapat melakukan dua tugas utamanya dengan baik–menjadi seorang Ibu dan menjadi perempuan hebat di balik kesuksesan Lazada Indonesia.
Bagikan
Link Telah Disalin