Fitryani Bukri, Perempuan Makassar di Kantor Pusat Alibaba Group

LinkedIn China baru-baru ini mengumumkan Alibaba Group sebagai Top Companies di negara Tiongkok, perusahaan yang paling diincar para pencari kerja di negara tirai bambu ini. Tidak mudah untuk lolos menjadi karyawan Alibaba Group, dan diantara 100 ribu orang yang telah menjadi karyawannya, hadir seorang sosok perempuan Indonesia yang tidak tanggung-tanggung, bahkan berkarir di kantor pusat perusahaan raksasa asal Tiongkok ini.

Dia adalah Fitryani Bukri (36 tahun), lajang asal Makassar anak dari pasangan Haji Bukri dan Hajah Syamsuri. Banyak mendapat inspirasi dari kedua orang tuanya, Fitri yang menamatkan kuliah S1-nya di Universitas Hassaanudin, Makassar, membuktikan bahwa Kartini milenial Indonesia bisa berkiprah di kancah global, di salah satu perusahaan yang paling banyak diminati para pencari kerja.

Keterangan foto kiri: Fitri biasa menggunakan sepeda di kantor pusat Alibaba Group, untuk bepergian dari satu gedung ke gedung lainnya.

Keterangan foto kanan: Fitri (mengenakan pakaian hitam, di samping kiri Jack Ma) dan karyawati lainnya berfoto bersama Jack Ma di kantor pusat Alibaba.

“Saya yakin bahwa berkarir bersama Alibaba merupakan pilihan tepat, sekaligus menantang, setidaknya karena dua hal. Pertama, Alibaba merupakan salah satu perusahaan teknologi yang terkemuka di dunia, perusahaan yang sangat berpengaruh dan diidamkan para pencari kerja di Tiongkok,” ujar Fitri.

“Kedua, saya sangat mengagumi dan terinspirasi oleh sosok Jack Ma dan perjalanan Alibaba, yang seperti kisah seribu satu malam, dimana Alibaba menyerukan ‘Open Sesame’ untuk membuka pintu gua yang berisi harta karun. Alibaba adalah perusahaan yang membuka begitu banyak kesempatan ekonomi bagi wong cilik, perempuan dan pebisnis di Tiongkok dan bahkan dunia, termasuk Indonesia. Saya percaya dengan menjadi bagian dari Alibaba, saya tidak hanya bekerja, tapi memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan dunia bisnis,” lanjut Fitri.

Kisah Fitri bermula dari bangku kuliah semester V di Universitas Hasanudin. Ketika itu, ia mendapat tawaran untuk belajar Bahasa Mandarin di Ximen University, Tiongkok. Twaran yang tidak serta merta ia terima. “Tawaran pertama datag pada saat saya masih kuliah sambil bekerja. Karena padatnya jadwal sehari-hari, saya terpaksa menolak tawaran tersebut. Tawaran demi tawaran berikutnya juga saya tolak, hingga ketika di tahap terakhir menyelesaikan skripsi, tawaran untuk belajar Bahasa Mandari tersebut kembali datang, saya kemudian menerimanya,” ungkap Fitri.

“Berbekal kecakapan Bahasa Mandarin, usai menamatkan S1nya di Universitas Hasanudin dan menggenggam diploma Bahasa Mandarin dari Xiamen University, Fitri memasuki dunia kerja di Tiongkok. Sebelum ke Alibaba, Fitri bekerja untuk dua perusahaan multinasional di sana, yakni sebagai senior process executivedi P&G, dan kemudian channel specialist groupdi Cisco,

“Awalnya, saya ingin tantangan baru, juga suasana baru setelah 4 tahun bekerja di perusahaan sebelumnya. Mendengar banyak cerita tentang betapa besarnya tantangan bekerja di Alibaba, saya berpikir bahwa inilah tantangan yang selama ini saya cari. Sejalan dengan semakin pentingnya Indonesia bagi Alibaba, maka kesempatan pun terbuka bagi saya ketika ada lowongan di AliExpress untuk menangani konsumen AliExpress di Indonesia,” ujar Fitri mengungkapkan awal karirnya di Alibaba.

Perjalanan ‘menembus’ Alibaba pun tidak mudah. Setelah memasukan resume, Fitri dihubungi pihak human resources (HR) Alibaba seminggu kemudian untuk wawancara. Ini pun tak hanya sekali, namun ada tiga tahapan wawancara ditambah satu tes tertulis. Di wawancara pertama, Fitri harus meyakinkan pihak HR, setelah lolos, dia dipertemukan dengan team leader di posisi dia akan ditempatkan, berlanjut ke tes tertulis di kantor Alibaba dan setelah lolos, dilanjutkan wawancara dengan direktur Alibaba. “Alhamdulillah, saya diterima,” kenangnya.

Sebetulnya, Fitri tak punya pengalaman maupun latar belakang di e-commerce. Untuk itu, sebelum melamar ke Alibaba, Fitri sengaja menimba ilmu tentang e-commerce kepada teman-temannya yang sudah masuk ke dunia ini terlebih dahulu. “Aku belajar kurang lebih selama dua minggu, sebelum memasukan lamaran,” ujarnya.

Jadilah Fitri memulai karirnya di AliExpress sejak tahun 2014. Awalnya ia menjadi Lead AliExpress Service Strategy, kemudian pindah ke team Customer Experience Transformation, sebelum ke posisinya sekarang sebagai Brand and Social Media Specialist AliExpress.

Aktivitas kesehariannya melakukan analisis brand equity melalui media sosial. Kerja kerasnya berbuah penghargaan di tahun 2017. Fitri menerima dua penghargaan sekaligus dari Alibaba Group sebagai the best motivator skala Service Department dan skala Business Unit AliExpress.

Keterangan foto: Fitri memegang trofi penghargaan sebagai the best motivator

“Modal saya untuk menekuni pekerjaan tersebut adalah keahlian social media, kemampuan multi bahasa (Indonesia, Inggris, dan Mandarin), juga pelajaran budaya yang saya timba di beberapa negara sangat membantu dalam membaca pattern user behavior. Karena posisi awal saya terkait langsung dengan pasar di Indonesia, maka sosok saya sebagai orang asli Indonesia juga menjadi faktor yang penting,” ungkap Fitri. “Untuk dapat bersama Alibaba Group, kita harus memiliki keunikan, determinasi, dan kesesuaian.”

Selain itu, diperlukan daya juang dan adaptasi tinggi untuk bisa berkarir di sebuah perusahaan raksasa dan hidup di negeri asing, terutama karena budaya kerja dan budaya sosial yang jelas-jelas berbeda. “Saya bisa bilang bahwa Alibaba merupakan perusahaan yang sangat unik. Pertamabudaya kerjanya, kami memanggil teman sekantor dengan nama tong xue, yang artinya teman sekelas. Hal ini karena kami percaya bahwa setiap hari, kami menimba ilmu atau belajar, seperti di kelas. Kedua, salah satu nilai yang diterapkan adalah “Embrace Change”, artinya kita harus selalu siap menghadapi segala macam perubahan dan disetiap perubahan, kita belajar untuk beradaptasi dan berprestasi,” lanjut Fitri.

Keterangan foto: Fitri tengah berdiskusi bersama rekan-rekan kerjanya di kantor pusat Alibaba Group.

Ketika diminta menggambarkan dengan satu kalimat pendek, bagaimana rasanya bekerja di Alibaba Group, Fitri menjawab, “sangat intense, tapi sangat menyenangkan,” ujarnya. Sebabnya, di Kantor Pusat Alibaba Group, karyawan diberi berbagai fasilitas penunjang, salah satunya gymnasium yang menjadi tempat favorit Fitri. “Setiap hari kita sibuk bekerja, menggunaka laptop dan peralatan lainnya, terlalu banyak waktu dihabiskan untuk duduk di depan layar. Agar stamina dan kesehatan tubuh tetap terpelihara, saya bersama teman-teman lain, menghabiskan paling tidak 3 kali dalam seminggu, masing-masing 45 menit, untuk melalukan cardio.”

Menurut Fitri, hal yang paling membuatnya bangga bekerja di Alibaba Group adalah inovasi teknologi yang dihasilkan Alibaba. Menurutnya, teknologi yang bagi sebagian besar negara-negara lain masih berupa wacana atau rencana, sudah mampu diwujudkan di Alibaba. Mulai dari hotel robotik, hingga penghematan waktu 50 persen bagi ambulan dan pemadam kebakaran untuk tiba di lokasi kejadian berkat city brain berbasis komputasi awan. “Sangat membanggakan bisa melihat tiap rekor yang diciptakan Alibaba pada setiap 11.11 Global Shopping Festival (sebelumnya dikenal dengan nama Singles Day), juga melihat Alibaba mempromosikan sejumlah merek kebanggaan Indonesia di event tersebut,” ungkap Fitri.

Fitri sendiri bersama para pegawai asing lainnya, pernah diundang untuk bertemu dengan pendiri Alibaba Group, Jack Ma. “Secara khusus beliau mengundang kami untuk bertemu dan sekedar berbincang tentang bagaimana kami sebagai pegawai asing dapat beradaptasi dengan kultur bangsa Tiongkok dan kultur Alibaba. Selain itu beliau juga berharap agar kami dapat menjadi pionir untuk membantu tim lokal mengenal lebih jauh mengenai cara pandang dan berpikir rekan kerja yang berasal dari negara lain,” ujar Fitri yang senantiasa merindukan keindahan alam, ragam budaya, dan kuliner Indonesia. “Terutama minuman teh dalam kemasan karton dan jajanan khas Makassar seperti coto, mie titi, konro bakar, pallubasa, lumpia, serta aneka kue tradisional,” pungkasnya.

dalam kemasan karton dan jajanan khas Makassar seperti coto, mie titi, konro bakar, pallubasa, lumpia, serta aneka kue tradisional,” pungkasnya.

Perempuan yang juga mahir berbahasa Perancis ini tidak hanya sukses di dunia kerja, namun juga produktif untuk urusan hobi. Di luar jam kerja, Fitri belajar hip-hop serta tekun mendalami keterampilan make-up. Bahkan, ia sering traveling ke Korea untuk mendalami dua hobi tersebut. Baginya, traveling untuk melihat hal yang berbeda serta mencoba hal-hal baru adalah kunci untuk terus memotivasi diri agar sukses di karir dan kehidupan.

Alibaba Fitryani Bukri Karyawan Karyawan Indonesia