CEO Alibaba Bicara Tentang Peranan Platform di Davos 2020
Perusahaan-perusahaan berbasis platform memiliki peranan penting untuk membangun ekonomi global yang inklusif, hal ini menjadi inti dari diskusi Chairman dan CEO Alibaba Group, Daniel Zhang, di World Economic Forum di Davos, Swiss., kemarin (22/1).
Alibaba Group menggunakan kekuatan ekonomi berbasis platform yang dimilikinya untuk mendukung upaya peningkatan kesejahteraan sosial serta pengentasan kemiskinan di Tiongkok, lebih dari sekedar memberikan kontribusi dana. “(Dalam memberdayakan kaum miskin di Tiongok untuk naik kelas dan bangkit dari kemiskinan), kami memberikan dukungan agar mereka bisa menciptakan bisnis, mengembangkan bisnis berbasis digital dan menjadikannya berkelanjutan,” ungkap Daniel Zhang
“Kami ingin melakukan lebih banyak untuk masyarakat luas, namun kami ingin memastikan bahwa upaya-upaya yang dilakukan menggunakan pendekatan yang market-driven,” tambahnya.
Daniel Zhang berbicara dalam sesi wawancaranya dengan CEO Accenture Julie Sweet, tentang bagaimana perusahaan berbasis platform seperti Alibaba dapat memanfaatkan jaringan dan analytic untuk membangun ulang seluruh sektor, selagi menciptakan berbagai produk, layanan dan bahkan kesempatan ekonomi baru untuk para penggunanya.
Pemberdayaan para petani dan para pelaku usaha mikro di Tiongkok menjadi salah satu contoh tentang kekuatan platform yang inklusif seperti Alibaba, lanjut Daniel Zhang. Ia juga mengutarakan sejumlah inisiatif di marketplace online Alibaba, seperti Taobao, dimana para penjual bisa memilih untuk menyisihkan sebagian keuntungan penjualan untuk mendukung aktivitas sosial. Sebagai dukungan bagi upaya ini. Alibaba memberi sorotan dan posisi lebih utama di laman platform Taobao, untuk menarik calon pembeli. Karena konsumen Tiongkok ingin mendukung bisnis yang mengintegrasikan filantropi dalam model bisnisnya, para penjual tersebut akan mendapat penjualan lebih banyak dan mereka akan bisa berdonasi lebih banyak,” lanjutnya.
Inisiatif-inisiatif seperti ini – etos dan budaya untuk mewujudkan usaha yang inklusif – harus berasal dari puncak pimpinan, ujarnya. Kepemimpinan yang kuat diperlukan untuk tumbuh dan mengeksekusinya di seluruh lini organisasi. Selain itu, mereka tidak bisa mendelegasikannya ke tim khusus dan memisahkannya dari operasional utama perusahaan. Bahkan, bisnis yang inklusif harus terintegrasi dalam operasional inti perusahaan, tambahnya.
“Jika kita bisa mengidentifikasi dan menggunakan kekuatan bisnis utama kita untuk mewujudkan bisnis yang inklusif, saya rasa dampak positif bagi masyarakat akan jauh lebih besar dan luas,” tambahnya.
Inovasi juga perlu datang dari pimpinan: “Jika pemimpinnya tidak inovatif, maka mereka tidak bisa meminta timnya untuk inovatif.”
Daniel menekankan pentingnya peran penjual dan konsumen – bahkan kurir– di platform ekonomi Alibaba. Ia mengatakan bahwa setiap pihak adalah pemangku kepentingan dan “semua pemangku kepentingan harus saling bekerja sama dengan tujuan yang sama.”
Kolaborasi ini menciptakan siklus supply dan demand di ekosistem Alibaba, dan layanan-layanan yang memenuhi supply dan demand tersebut berdampak pada terciptanya 40 juta kesempatan ekonomi dan berbagai inisiatif baru seperti 11.11 Global Shopping Festival, yang tahun lalu menghasilkan $38,4 miliar dalam GMV (gross merchandise volume).
“Konsumen menunjukkan permintaannya dan penjual memastikan permintaan tersebut terpenuhi. Dan saat supply dan demand bertemu, maka dapat terjadi lebih banyak volume transaksi,” Zhang said.
Namun tujuan semua inisiatif ini bukan hanya untuk membangun platform, namun membangun bisnis yang bermanfaat dan bertanggung jawab.
“Kami menciptakan usaha, kami menciptakan permintaan. Lalu, karena permintaan tersebut terus tumbuh, para pelaku usaha akan harus merekrut lebih banyak sumber daya manusia,” Daniel Zhang. “Saat kita menumbuhkan platform, saat kita memiliki banyak paket pesanan dari para pelaku usaha ini, akan muncul kebutuhan akan tenaga kurir. Jadi, saya rasa inilah evolusi platform tersebut”
Dengan cepat dan terus-menerusnya pembangunan teknologi baru, lebih banyak platform akan tercipta, lanjutnya. Sebagai hasilnya, mereka akan menciptakan jaringan-jaringan baru para pemangku kepentingan yang akan perlu bekerja sama untuk tumbuh, dan hal ini membutuhkan kesamaan visi sebagai fondasi kolaborasi tersebut.
“Jika kita memiliki visi dan tujuan yang sama, kita bisa menemukan cara tepat untuk meraihnya,” terang Daniel Zhang.
Bagikan
Link Telah Disalin