Ritel dan E-Commerce Jadi yang Terdepan Dorong Konsumsi Berkelanjutan

Konsumsi-berkelanjutan-Mike-evans-on-WEF-Davos-2022-featured-picture

Moderator Jane Nelson (kiri), berbincang dengan Presiden Alibaba Group Mike Evans dan Menteri Lingkungan Hidup Belanda Vivianne Heijnen

Presiden Alibaba Group Mike Evans menghadiri acara World Economic Forum (WEF) yang diselenggarakan di Davos, Swiss pada Selasa (24/5) lalu. Pada kesempatan tersebut, ia mengatakan bahwa sebagai  perusahaan ritel dan platform e-commerce terbesar di dunia, Alibaba Group, memanfaatkan jaringan global mereka untuk menerapkan strategi konsumsi yang bertanggung jawab.

Mike menuturkan, “Terkait dengan konsumsi berkelanjutan dan bertanggung jawab, posisi kami kemungkinan ada di dua sisi. Entah menjadi bagian besar dari masalah, atau bagian besar dari solusi,”

PBB mengungkap, jumlah populasi manusia di dunia akan mencapai angka 8,5 miliar pada tahun 2030. Sehingga, masalah konsumsi dan keberlanjutan akan terus berkembang. Diperkirakan, nilai konsumsi barang dan jasa akan mencapai hampir USD 1 triliun. Konsumsi ini tentu akan menggunakan sumber daya yang berharga, serta menghasilkan jumlah limbah yang luar biasa besar.

Saat ini, Alibaba Group telah melayani lebih dari 1 miliar konsumen, menjadi wadah bagi 290.000 brand, serta melakukan pengiriman 80 juta paket per hari, melalui platform e-commerce miliknya di Tiongkok, dan di seluruh dunia.

Alibaba Group dan perusahaan multinasional lainnya, seperti produsen kosmetik asal Perancis L’Oréal berikut  40 brand global yang termasuk dalam jaringan portofolionya, memiliki posisi strategis untuk memperkenalkan solusi berkelanjutan dalam skala besar.

Baru-baru ini, L’Oréal meluncurkan produk kondisioner tanpa bilas yang dapat menghemat 100 liter air per tabung. Produk ini tentunya mampu membuat perubahan besar, walaupun hanya sebagian kecil pelanggan L’Oréal yang menggunakan produk ini.

“Kami telah menjual rata-rata tujuh miliar produk kepada satu miliar konsumen. Dengan ini, kami memiliki tanggung jawab besar dalam hal konsumsi dan inovasi,” ujar CEO L’Oréal, Nicolas Hieronimus.

Nicolas bergabung dengan Mike dalam diskusi di Davos bersama Menteri Lingkungan Hidup Belanda, Vivianne Heijnen, dan Gilberto Tomazoni, CEO perusahaan pengolahan daging terbesar di dunia, yakni JBS S/A.

Apapun jenis produknya, baik itu produk kecantikan atau daging, kemasan pengiriman belanja online pada akhirnya akan dibuang ke tempat sampah. Namun,  para perusahaan menemukan cara lain untuk mengurangi limbah kemasan produk.

Tomazoni mengungkapkan, JBS S/A menggunakan bahan nabati untuk kemasan produk mereka.

Alibaba Group dan L’Oréal juga telah bermitra untuk meluncurkan produk isi ulang seperti krim wajah hingga parfum di Tiongkok. Alibaba Group memastikan akan menggunakan kemasan biodegradable untuk produk ini.

Walaupun perusahaan-perusahaan ritel telah berupaya mengurangi limbah, pada akhirnya, konsumen yang menentukan apa yang akan mereka beli.

“Konsumen berperan  yang sangat penting saat ini,” tambah Nicolas.


AlibabaNews Bahasa Indonesia adalah portal informasi resmi dari Alibaba Group yang menyediakan berita terbaru terkait ekosistem alibaba di Indonesia dan secara global. Dapatkan informasi terbaru langsung di e-mail Anda dengan berlangganan newsletter kami di laman utama.