Baru Berusia 1,5 Tahun, Ini Cara Uncle Bud's Menembus Pasar Tiongkok
Di era digital yang menawarkan berbagai kemudahan dan kesempatan, ekosistem e-commerce telah memudahkan banyak bisnis dari berbagai tingkatan untuk berjualan ke pasar lain, seperti Tiongkok tanpa biaya yang besar. Di Indonesia, salah satu studi kasus yang baik adalah Ellips, dan di Amerika, Uncle Bud’s.
Dengan memanfaatkan ekosistem Alibaba, Ellips berhasil berekspansi dari platform Lazada ke Tmall Global, yang merupakan platform e-commerce lintas-negara Alibaba. Tmall. Produk perawatan rambut ini menjadi brand Indonesia pertama yang melakukan debut di Festival Belanja Global 11.11, yang juga merupakan festival belanja terbesar di dunia.
Pada penyelenggaraan tahun lalu, Ellips berhasil mencatatkan rekor peningkatan penjualan hingga 40x lipat dari periode normal, bahkan tidak sampai 12 jam sejak festival dimulai. Melanjutkan tren positif ini, Ellips juga berhasil menggunakan festival 11.11 tahun ini untuk meningkatkan brand awareness dan menjadi brand Indonesia yang paling populer selama festival berlangsung.
Tak hanya brand asal Asia Tenggara saja yang tertarik memanfaatkan potensi penjualan ke Tiongkok menggunakan e-commerce seperti Tmall Global. Contohnya adalah Uncle Bud’s, brand kesehatan asal Amerika Serikat yang memproduksi produk kesehatan berbasis CBD dan hemp.
Uncle Bud’s Manfaatkan Tmall Global untuk Ekspansi
Uncle Buds ini didirikan oleh Garrett Greller, yang sejak muda didiagnosa dengan radang sendi dan selalu tersiksa oleh rasa sakit yang luar biasa. Setelah berkali-kali mendapatkan resep obat tapi tidak merasakan perubahan, ia kemudian mencoba formula pereda nyeri berbasis tumbuhan hemp, yang pada akhirnya membantu Garrett dan jutaan orang lain yang ingin meredakan rasa nyeri mereka.
Didirikan sejak 1,5 tahun yang lalu, Uncle Bud’s kini berhasil menjadi skincare CBD dan hemp terlaris secara lokal. Uncle Bud’s berani hadir di Pasar Tiongkok. “Yang membuat saya tertarik memasuki pasar Tiongkok adalah karena konsumennya sangat terbuka terhadap hal-hal baru, termasuk brand dan produk baru. Ini merupakan insight yang kami dapatkan dari Tmall Global,” jelas Garrett.
Ketika pandemi melanda hampir seluruh negara di dunia, Uncle Bud’s memanfaatkan Festival Belanja Global 11.11 sebagai pintu utama untuk melakukan penetrasi ke pasar Tiongkok. Menurut Garrett, program tahunan ini membuka kesempatan bagi brand-brand baru dan yang lebih kecil untuk bertemu dengan beragam jenis konsumen Tongkok. Ia menambahkan, sebagai platform yang menghubungkan pembeli dan penjual di ranah digital, Tmall Global mendukung brand-brand baru untuk bisa menjajaki pasar Tiongkok, dan di saat yang sama menguntungkan konsumen dengan menawarkan brand-brand baru yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya.
Andalkan Livestreaming dan Manfaatkan Tool Analisa
Ketika merancang strategi penetrasi pasar Tiongkok bersama dengan tim Tmall Global, co-founder Uncle Bud’s, Bruno Schiavi, yakin bahwa sangat penting untuk menggunakan influencer Tiongkok lokal atau presenter livestream, untuk membantu menjelaskan filosofi brand – bersama dengan selebriti endorser dari AS. Hal ini menjadi semakin krusial terutama karena konsumen awam kurang familiar dengan produk kesehatan Uncle Bud’s yang berbasis hemp dan CBD – sehingga mereka membutuhkan edukasi terus menerus.
“Kami tidak menjual tas atau gaun yang semua orang sudah tahu kegunaannya. Kami berada di kategori baru yang menjual bahan alami dibandingkan bahan kimia. Untungnya, livestreaming memudahkan proses ini dan membantu kami mendorong konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru,” ungkap Bruno.
“Konsumen ingin merasakan seolah-olah mereka mencoba sendiri produknya. Berinteraksi dengan para livestreamer berfungsi menjadi gratifikasi instan untuk para konsumen yang menonton,” tambahnya.
Untuk menguji preferensi pasar, Tmall Global juga menyarankan Uncle Bud’s untuk menawarkan lini produk lengkap dan melihat apa yang dipilih oleh konsumen. ““Kami menawarkan 75 produk yang kami miliki, lalu kami memilih 20 produk best-seller untuk dijual khusus di festival 11.11, mulai dari pereda nyeri, masker wajah, hingga body lotion. Tools analytics yang ada pada Tmall Global sangat membantu kami untuk memahami pasar Tiongkok,” ungkap Garrett.
Uncle Bud’s selalu memiliki fokus terdepan dalam strategi digital karena kedua pendirinya tahu bahwa konsumen yang tertarik mencoba produk kesehatan berbasis CBD biasanya berasal dari generasi Gen-Z. Selain itu, kehadiran pandemi turut mengakselerasi model bisnis online mereka. Buktinya, selama pandemi, bisnis online Uncle Bud’s meningkat sebesar 8.000%, dan mereka mencatatkan 50.000 konsumen baru setiap minggunya. Bisnis online ini berkontribusi sekitar 60% dari total penjualan dan berhasil meningkatkan pendapatan Uncle Bud’s tahun 2020, sebesar 3x lipat dari tahun 2019.
Pelajaran dari 11.11
Menanggapi debut mereka di festival 11.11, Bruno menyatakan bahwa produk yang populer di kalangan konsumen Tiongkok ternyata jarang dipengaruhi faktor harga. Berdasarkan temuan ini, Uncle Bud’s pun mengembangkan produk baru hanya untuk Tiongkok. Hasilnya akan mereka luncurkan di bulan Februari, sebelum Hari Valentine.
“Anda harus sangat siap dan berkomitmen untuk memasuki pasar Tiongkok. Anda tidak boleh berasumsi bahwa Tiongkok hanya akan menjadi bisnis sampingan saja. Karena itu, Anda perlu mengevaluasi penawaran produk Anda di pasar ini. Apa yang berhasil di Eropa dan AS mungkin tidak bisa dilakukan di Tiongkok. Bagi kami, jenis kulit yang berbeda adalah salah satu contohnya,” kata Bruno.
Alibabanews adalah portal informasi resmi dari Alibaba Group yang menyediakan berita terbaru terkait ekosistem alibaba di Indonesia dan secara global. Dapatkan informasi terbaru langsung di e-mail Anda dengan berlangganan newsletter kami di laman utama
Bagikan
Link Telah Disalin