eFounders Fellowship: Program Pelatihan Bagi Para Pejuang Ekonomi Baru
“Pemimpin yang baik adalah pribadi yang rendah hati, mau belajar dari orang-orang yang lebih pintar, serta selalu berusaha untuk membantu dan menginspirasi orang lain,” ujar pendiri dan Executive Chairman Alibaba Group, Jack Ma.
Nasihat kepemimpinan ini merupakan salah satu ilmu yang Jack Ma sampaikan kepada Agung Bezharie, pendiri Warung Pintar, Mario Ronaldo Andrew Mawikere, pendiri Bizzy Indonesia, dan Rade Tampubolon, pendiri Sociabuzz.com bersama 34 wirausaha muda lain dari Asia yang mengikuti program eFounders Fellowship Angkatan ke-5 pada bulan November 2018.
Program eFounders Fellowship merupakan inisiatif Alibaba Business School dan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang bertujuan untuk memberdayakan komunitas startup untuk menyukseskan transformasi digital dan teknologi. Hal ini ditempuh dengan memberikan paparan langsung terhadap inovasi-inovasi e-commerce dan digital, akses kepada pemimpin bisnis di Alibaba dan Tiongkok, serta peluang untuk terhubung dengan wirausaha yang memiliki visi yang sama di kawasan masing-masing.
Sejak awal program ini diluncurkan di bulan November 2017, terdapat 52 eFounders dari Afrika dan 75 dari Pakistan dan Asia Tenggara – termasuk 12 orang dari Indonesia – yang telah mengikuti program ini. Diantaranya yaitu empat eFounders dari Indonesia yang baru saja masuk ke daftar Forbes 30 Under 30: Agung Bezharie dari Warung Pintar, Amanda Cole dari Sayurbox, Gitta Amelia dari Everhaus, dan Windy Natriavi dari Awan Tunai.
Program eFounders Fellowship terbuka bagi para pendiri startup yang telah beroperasi selama minimal 2 tahun dan diutamakan bagi pendiri perempuan dan mereka yang berusia di bawah 35 tahun. Para peserta akan tergabung ke dalam komunitas “Pejuang Ekonomi Baru” yang sukses dan penuh semangat. Alibaba berharap para peserta Fellowship ini akan menjadi inspirasi dan menciptakan model pembangunan yang lebih inklusif bagi semua orang.
“Kami percaya bahwa para peserta adalah agen-agen perubahan dan katalis yang akan mempercepat transformasi digital dan ekonomi di negara mereka masing-masing,” ungkap Brian Wong, Vice-President of Alibaba Group serta Head of Alibaba’s Global Initiatives.
Sebagai rangkaian dari program edukasi, para peserta melakukan kunjungan ke berbagai pusat operasional Alibaba dan belajar dari perjalanan bisnis Alibaba, termasuk kegagalan dan tahap-tahap awal pengembangan. Seusai program, mereka akan membawa pulang kemahiran dan pengetahuan baru untuk mendorong [pertumbuhan bersama di masyarakat](https://www.alizila.com/digital-economy-drives-inclusive-global-growth-report/).
“Internet adalah teknologi yang hebat yang dapat membantu anak-anak muda dan usaha kecil. Internet sangat bermanfaat bagi negara yang sedang berkembang. Apa yang terjadi di Tiongkok dalam 19 tahun terakhir ini juga dapat terjadi di negara-negara lain,” papar Jack Ma dalam diskusi dengan para peserta eFounders Fellowship Program Angkatan #5 tersebut.
Lansekap startup Indonesia adalah salah satu yang paling dinamis di Asia. Riset [Google dan Temasek](https://www.thinkwithgoogle.com/intl/en-apac/tools-research/research-studies/e-conomy-sea-2018-southeast-asias-internet-economy-hits-inflection-point/) memperkirakan bahwa ekonomi digital Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara seiring dengan meningkatnya valuasi pasar dari USD27 miliar (Rp384 triliun) di tahun 2018 menjadi USD100 miliar (Rp1.420 triliun) di tahun 2025, atau meningkat tiga kali lipat.
“Pertumbuhan dan pengalaman yang terjadi di Tiongkok dapat menjadi contoh bagi negara-negara yang ingin melakukan lompatan dalam ekonomi digital,” kata Brian.
Informasi selengkapnya tentang eFounders serta jadwal dan ketentuan pendaftarannya bisa diakses di sini. [di sini] (https://agi.alibaba.com/efounders-fellowship?spm=a2738.11137147.jca04lcn.3.1f03290bZ2bh0V ).
Bagikan
Link Telah Disalin