Alibaba Group Puncaki Peringkat Penanganan Perubahan Iklim E-Commerce Tiongkok Versi Greenpeace

(Foto: Shutterstock)

Greenpeace, sebuah organisasi lingkungan skala global, mengungkapkan bahwa Alibaba Group menempati peringkat pertama kategori platform e-commerce di Tiongkok dalam memerangi perubahan iklim.

Pada bulan Desember lalu, platform yang berpusat di Hangzhou ini, berkomitmen akan mencapai netralitas karbon di tahun 2030. Selain itu, Alibaba Group juga akan memangkas emisi karbon sebesar 1.5 gigaton di seluruh ekosistem digitalnya di tahun 2035.

Saat ini, krisis iklim tengah menjadi sorotan dunia. Bahkan, hasil emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh aktivitas manusia telah mencapai rekor tertinggi. Hal ini akan terus meningkat jika tidak ada tindakan konkret untuk menguranginya. Para pemerintah dan investor di seluruh dunia telah mendesak berbagai perusahaan untuk melaporkan pertanggungjawaban lingkungan dari operasional mereka, serta strategi untuk mengurangi pencemaran linkungan.

Di tengah situasi tersebut, Greenpeace menetapkan Alibaba Group, sebuah platform e-commerce terbesar di Tiongkok, di peringkat pertama sebagai perusahaan yang berkomitmen mengatasi perubahan iklim. Pencapaian ini diberikan atas komitmen Alibaba dalam melakukan tindakan dan perencanaan dalam mengelola perusahaan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Greenpeace juga menuliskan dalam laporannya yang berjudul China’­s E-commerce Platform Companies­ Current Status on Climate Responsiveness, 2021, bahwa, saat ini Alibaba merupakan satu-satunya perusahaan yang telah menetapkan tanggal untuk mencapai netralitas karbon dalam operasional perusahaannya.

Pada tahun 2020, Alibaba Group mencatat ada 5,294 juta metrik ton karbon dioksida yang terakumulasi. Perusahaan ini berencana mengurangi separuh intensitas karbon tersebut dan tingkat emisi operasional di sepanjang rantai pasokannya di tahun 2030.

“Emisi dalam rantai nilai sebenarnya lebih besar dibanding emisi operasional perusahaan,” ujar Tang Damin, project leader Greenpeace bagian Asia Timur yang berlokasi di Beijing, dalam sebuah pernyataan kepada pers.

Bertanggung Jawab

Greenpeace mencatat, Alibaba telah memprioritaskan penanganan perubahan iklim dan memberlakukan rencana netralitas karbon yang “komprehensif” dibandingkan perusahaan sejenis lainnya.

Alibaba merupakan perusahaan pertama yang menawarkan untuk bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh mitra dalam ekosistemnya dan berusaha meminimalisir kerusakan tersebut.

Greenpeace mengungkapkan bahwa reaksi terhadap perubahan iklim pada industri e-commerce masih belum merata, namun perbaikan tata kelola iklim dan lingkungan masih dapat dilakukan.

Mengubah kemasan, logistik, dan rantai pasokan menjadi ramah lingkungan dapat menjadi solusi bagi e-commerce, dan Alibaba telah melakukan hal tersebut. Greenpeace juga mengapresiasi unit bisnis logistik Alibaba Group, yaitu Cainiao Network, mengenai kemasan ramah lingkungan, energi bersih Alibaba Cloud, dan standar pengadaan hijau Alibaba.

Greenpeace juga mengungkapkan bahwa Alibaba telah menjadikan kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) sebagai prioritas utama dan membentuk komite keberlanjutan yang bertanggung jawab atas perencanaan strategis, penetapan tujuan, dan manajemen terkait ESG.

Greenpeace menambahkan, sektor transportasi adalah penyumbang utama polusi udara di perusahaan e-commerce dan hanya Alibaba yang berkomitmen akan mengganti semua kendaraan operasionalnya dengan kendaraan listrik di tahun 2030.

“Perusahaan e-commerce telah mengubah kehidupan sehari-hari di Tiongkok dan mereka bertanggung jawab atas sistem baru ini. Beberapa perusahaan menyatakan bahwa climate response adalah cara untuk menunjukkan kesadaran sosial,” tambah Tang Damin.

Alibaba Cloud Cainiao ESG keberlanjutan Netralitas Karbon