Agar Bertahan & Bangkit di Masa Pandemi: Pengusaha Ritel Bagi Kiat ‘Perang’ Melawan Covid-19
Pandemi Covid-19 telah berdampak kepada seluruh lapisan masyarakat di berbagai belahan dunia melalui bermacam-macam aspek, terutama dari sisi kesehatan/keselamatan jiwa dan perekonomian.
Di sektor usaha, pandemi mengakibatkan perlambatan ekonomi terutama di sektor-sektor tertentu. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyebutkan setidaknya ada tujuh sektor usaha yang paling terpukul oleh Covid-19, salah satunya sektor ritel.
Kabar baiknya, sektor usaha yang bertahan dan bangkit di saat pandemi juga tak sedikit. Kendati jumlahnya belum diketahui secara pasti, namun para pelaku usaha lain dapat belajar banyak dari pengalaman para pengusaha yang dapat bertahan dan bahkan bangkit saat pandemi ini.
Salah satu pengusaha tersebut adalah Viviyanti Tolgay, Presiden PT Ratu Pertiwi Group, group usaha yang menaungi beberapa lini bisnis, termasuk Naughty Accessories dan Les Femmes, yang bergerak di bidang ritel. Produk dari bisnis keluarga yang dibangun dan dikelola Viviyanti bersama kakak, adik dan mitra bisnisnya ini telah hadir di masyarakat melalui berbagai department store maupun gerai-gerainya di berbagai pusat perbelanjaan di Indonesia. Walau sempat terpukul karena omzetnya terpangkas signifikan akibat penutupan pusat-pusat perbelanjaan selama PSBB dampak dari pandemi Covid-19, secara bertahap, kedua brand ini mulai bangkit dengan menggarap serius pemasaran secara online.
Daya tahan Naughty Accessories yang dibangun dan dikelola VIviyanti bersama kakak dan adiknya ini dimulai dari keputusannya untuk memanfaatkan dan mengadopsi solusi digital agar dapat mengakselerasi bisnis ritelnya.
Keputusan untuk melakukan transformasi digital ini direalisasikannya dengan mengikuti sejumlah pelatihan yang dapat memberikan pengetahuan praktis tentang pemanfaatan solusi digital bagi usahanya. Pada tahun 2019, Viviyanti mengikuti program Alibaba Netpreneur Training, sebuah program yang dilakukan Alibaba global untuk melatih para pengusaha dan pemimpin bisnis yang berfokus pada pemanfaatan teknologi untuk transformasi bisnis dan akselerasi ekonomi lokal.Hingga kini, 88 pendiri dan eksekutif perusahaan konvensional dan teknologi terkemuka mengikuti pelatihan ini.
“Bahkan sebelum pandemi terjadi, saya telah menyadari pentingnya mengeksplorasi peluang digital untuk bisnis saya,” ujarnya. Keputusan yang diambil Viviyanti ini terbukti berperan besar dalam memperkokoh bisnis Naughty Accessories. “Tidak terbatas pada sebuah perangkat atau solusi tertentu, transformasi digital berarti membangun sebuah ekosistem,” ujarnya.
Belajar dari pengalamannya ini, Viviyanti berbagi kiat-kiat bagi para pengusaha untuk dapat bertahan dan bangkit usai pandemi.
Selalu ingat alasan utama kenapa memulai bisnis ini
Viviyanti masih ingat betul, awal mula kecintaannya pada dunia ritel. Sejak muda, ia mengaku sangat suka pergi ke mall dan mengamati bagaimana sistem operasional berlangsung di masing-masing toko. Ia pun menganggap pernak-pernik fesyen bisa membangkitkan rasa bahagia dan kepercayaan diri dan orang lain. Dengan dukungan kakak, adik dan anggota keluarga lainnya, bisnis, bisnis Naughty Accessories dirintis lewat ‘gerobak’ pameran 2X2 meter di berbagai pusat perbelanjaan. Usaha keluarga ini tersedia di hampir semua mall dan department store utama di Indonesia, besarnya nama Naughty Accessories saat ini merupakan bukti nyata dari passion Viviyanti terhadap dunia ritel.
“Kami ingin, apapun yang kami lakukan dapat membawa kebahagiaan bagi orang-orang sekitar saya, dan hal ini kami tanamkan juga di Naughty Accessories. Bisnis kami membawa kebahagiaan bagi konsumen kami, dan hal inilah yang membuat saya selalu bersemangat untuk bangun dan bekerja di pagi hari, terlepas dari situasi dan tantangan yang ada,” ungkap Viviyanti.
Kiat Pertama Bisnis ‘Lawan’ Covid-19 : Waktu terbaik bagi peritel untuk bertransformasi digital adalah kemarin, pilihan waktu terbaik kedua adalah saat ini juga
Saat Vivi bergabung di Alibaba Netpreneur Training bulan Agustus 2019, transformasi digital dan penjualan lewat online masih menjadi rencana jangka panjang yang belum digarap serius. Namun, wawasan dan pengetahuan tersebut mulai semakin terakselerasi ketika pandemi Covid-19 telah berdampak pada bisnisnya.
“Sebelumnya, penjualan online hanya sebagai pelengkap, kontribusi penjualannya pun jauh dibandingkan penjualan gerai offline. Tapi, selama pandemi ini, perilaku konsumen berubah dan kami bergantung pada penjualan online, baik melalui platform e-commerce maupun social commerce. Kontribusinya naik signifikan, bahkan setara dengan penjualan di beberapa gerai yang terdampak pandemi, ” ujarnya. Vivi belajar bahwa peritel harus menjadikan transformasi digital sebagai prioritas.
Semua karyawan beralih ke penjualan
Menurut Viviyanti, masa pandemi Covid-19 adalah masa yang tepat bagi para pemimpin usaha untuk melihat peluang-peluang yang dilewatkan ketika bisnis mereka berada dalam periode ‘nyaman’ atau sibuk, salah satu yang ia temukan adalah potensi dan model reseller dari internal perusahaan.
Di tengah kelesuan usaha ritel selama pandemi, ia mengerahkan stafnya untuk berkontribusi sebagai tenaga penjualan. Mulai dari karyawan di bidang administrasi hingga keuangan, bahkan yang belum berpengalaman menjual sekalipun, dikerahkan sebagai reseller produk-produk Naughty Accessories dan Les Femmes dengan cara masing-masing.
“Dengan sistem reseller, mereka bisa mendapat margin keuntungan dan bonus tambahan dari perusahaan. Ini bermanfaat bagi semua pihak: kebutuhan konsumen terpenuhi, perusahaan mendapatkan pemasukan, staf mendapat penghasilan tambahan, dan setelahnya, staf di luar tim pemasaran bisa memahami dan mengapresiasi kerja tim penjualan. Kami juga menemukan bakat-bakat sales terpendam dari teman-teman back office yang kami fasilitasi untuk dieksplorasi,” kenangnya.
Berkolaborasi untuk bertahan dan bangkit dari pandemi
Bagi Viviyanti, penting bagi seorang pengusaha ritel untuk mengenal betul kelebihan dan kekurangan diri dan bisnisnya, serta berkolaborasi untuk mengatasi tantangan. “Kita perlu tahu pada aspek apa dan kapan lebih efisien dan strategis untuk menggunakan sumber daya sendiri, atau bermitra dengan pihak lain. Tidak semuanya harus dilakukan sendiri, terlebih di masa pandemi” ujar lulusan Teknik Sipil Universitas Maranatha ini.
Untuk menjangkau pelanggan, Ia menggunakan platform e-commerce, dibanding membangun sistem dan situs belanja sendiri. Selain giat membekali dirinya dengan berbagai ilmu transformasi digital, ia juga mengundang alumni Netpreneur yang sukses di digital marketing untuk melatih timnya. “Jack Ma pernah mengatakan, kolaborasi adalah kunci untuk bisa mengalahkan pandemi ini, bukan isolasi di era yang demikian transformatif.” tambahnya.
Kenali betul perilaku konsumen untuk melihat peluang
Viviyanti menyadari, aksesoris tentunya bukanlah prioritas utama bagi masyarakat di masa yang penuh tantangan ini. “Tapi peluang bisnis aksesoris itu tetap ada. Semenjak karantina berlaku, minat dan intensitas kita untuk berbelanja online semakin tinggi Disini saya melihat peluang besar, agaknya menerima paket hasil belanja online menimbulkan kebahagiaan bagi konsumen di tengah masa karantina ini, dan aksesoris merupakan pilihan yang tepat, karena harganya masih terjangkau,” tambah Viviyanti.
Dengan memastikan kualitas produk, adaptasinya dengan tren masa kini, dan kemasan yang menarik, Viviyanti yakin konsumen aksesoris Indonesia masih membutuhkan peritel seperti Naughty Accessories untuk membawa kebahagiaan di masa-masa karantina, tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.
Tim yang kuat adalah kunci keberhasilan
Naughty Accessories merupakan usaha yang dibangun Vivi bersama kakak dan adiknya dari awal, oleh karena itu tidak heran, aspek semangat dan kebersamaan tim selalu menjadi perhatian utama Vivi dalam mengelola bisnisnya.
Bagi Viviyanti, rasa solidaritas tim-nya sangat diuji pada masa pandemi ini, dan Viviyanti menyadari betapa kuatnya solidaritas tersebut di tim Naughty Accessories. “Bersama-sama kami mencari solusi untuk bangkit, salah satunya adalah mencapai kesepakatan bersama dalam langkah-langkah memangkas biaya operasional untuk mempertahankan bisnis di masa sulit ini. Kami semua sadar bahwa situasi ini tidak dapat dihadapi apabila kita tidak bekerja sama.”
Viviyanti yakin bahwa masa penuh tantangan saat ini merupakan momen tepat untuk menguji kredonya dalam berbisnis, yakni “value over money”. Dengan terus belajar dan berinovasi, Viviyanti optimis bahwa Naughty Accessories, dan usaha ritel lainnya di Indonesia, dapat terus bertahan dan bangkit dari pandemi, tidak hanya untuk kelangsungan bisnisnya, tapi juga untuk kelangsungan ekosistem bisnis Indonesia.
Bagikan
Link Telah Disalin