Akselerasi Digital Intelligence dengan Teknologi Database Cloud-Native Alibaba Cloud
Alibaba Cloud mengadakan acara virtual media briefing pada Kamis, 10 September 2020 lalu yang bertujuan untuk memperkenalkan bagaimana teknologi Alibaba Cloud dapat mengakselerasi kecerdasan digital di berbagai industri. Melihat semakin tingginya kebutuhan bisnis untuk melakukan migrasi digital, Alibaba Cloud telah meluncurkan teknologi database cloud-native, yaitu PolarDB dan AnalyticDB. Produk terbaru ini diharapkan dapat membantu para pelaku industri di Indonesia yang membutuhkan inovasi canggih, aman, dan hemat biaya untuk mendorong pertumbuhan bisnis pasca pandemi.
Acara virtual media briefing ini dihadiri oleh Dr. Feifei Li sebagai Vice President Alibaba Group, President of Database Products di Alibaba Cloud Intelligence dan Max Maiden Dasuki selaku Head of Solutions Architect, Alibaba Cloud Indonesia. Keduanya menjelaskan terkait teknologi dan manfaat di balik kedua produk Alibaba Cloud, serta bagaimana ApsaraDB for PolarDB dan AnalyticDB dapat diaplikasikan ke berbagai industri:
- ApsaraDB for PolarDB adalah database cloud-native dengan elastisitas dan keandalan yang tinggi, yang telah memainkan peran penting dalam mendukung operasi platform e-commerce Alibaba, termasuk saat menangani puncak permintaan sejumlah 87 juta per detik selama Alibaba Global Shopping Festival tahun lalu. Produk ini memiliki ruang penyimpanan maksimum 100 TB, dapat dikonfigurasi dengan maksimum 16 node, dan kompatibel dengan MySQL, PostgreSQL dan Oracle.
- AnalyticDB adalah layanan penyimpanan data real-time cloud-native yang dapat memproses data dalam skala petabytes dengan efektif. Berkat arsitektur komputasi yang fleksibel, transmisi data hingga puluhan miliar dapat diproses lebih cepat secara real time, pengelolaan database menjadi lebih mudah, serta kompatibel dengan MySQL dan PostgreSQL. AnalyticDB memproses query SQL yang kompleks 10 kali lebih cepat dari database tradisional, sehingga mempermudah laporan statistik online dan solusi analisis.
Beberapa tren dalam industri cloud yang akan berkembang di masa depan menurut Fei Fei adalah 1) adopsi database cloud-native, dimana perusahaan dapat mengintegrasikan semua database dalam satu platform, 2) penggunaan ekosistem yang menyeluruh, 3) penggunaan kecerdasan buatan dan sistem otomasi, yang dibutuhkan perusahaan untuk mempercepat proses manajemen database, dan 4) peningkatan keamanan dan integritas untuk memastikan semua data yang tersimpan selalu aman.
Teknologi Alibaba Cloud Hadir Menjawab Kebutuhan Bisnis Dari Hampir Seluruh Segmentasi Pasar
Di Indonesia, sebagai salah satu dari pengguna awal teknologi canggih milik Alibaba Cloud ini, perusahaan startup yang tengah bertumbuh pesat seperti Kopi Kenangan, Akulaku dan Investree memilih teknologi database Alibaba Cloud untuk menjawab kebutuhan utama bisnis mereka.
Dengan semakin tingginya kebutuhan akan transformasi digital bagi hampir seluruh industri, teknologi Alibaba Cloud memberikan solusi andal yang dapat menjawab kebutuhan utama bisnis pada hampir semua segmentasi pasar, “Database cloud-native bermanfaat bagi semua bidang industri, karena sistemnya yang mengintegrasikan semua database perusahaan ke dalam satu tempat yang terintegrasi. Dengan produk ini, perusahaan hanya perlu mengeluarkan sumber daya secara on-demand, jauh lebih baik dari model tradisional, dimana perusahaan harus terus menerus memasang sumber daya dalam kapasitas maksimal.” kata Max Maiden Dasuki selaku Head of Solutions Architect, Alibaba Cloud Indonesia.
Alibaba Cloud secara umum memiliki klien di hampir semua industri dan memiliki segmentasi pasar yang luas karena semakin meningkatnya kebutuhan akan teknologi komputasi awan di hampir seluruh bidang industri, “Jika bicara soal segmentasi, perusahaan berbasis internet menjadi klien pertama kami yang mengadopsi teknologi cloud-native, karena mereka harus memindahkan database dan aplikasi ke platform cloud. Kemudian kami juga melihat perusahaan finansial teknologi dan lembaga pemerintahan sebagai industri yang sudah banyak mengadopsi teknologi cloud-native. Memasuki tahun 2018 dan 2019, kami melihat semakin banyak perusahaan dari sektor tradisional, seperti manufaktur, logistik, dan ritel, yang ikut mengadopsi teknologi cloud. Ini yang kami sebut sebagai gelombang kedua. Lalu, gelombang ketiga yang sedang berjalan sekarang adalah institusi keuangan tradisional, seperti bank,” ujar Dr. Feifei Li – Vice President Alibaba Group, President of Database Products di Alibaba Cloud Intelligence pada sesi tanya jawab acara Alibaba Cloud virtual media briefing kamis lalu.
Menghadirkan Tools Bagi Pelanggan Untuk Bermigrasi ke Cloud
Alibaba Cloud berkomitmen untuk membantu para klien bermigrasi dengan cara semudah mungkin. “Kami memiliki Database Transmission Service (DTS), dimana perusahaan dapat bermigrasi dari 18 tipe database yang berbeda. Tools ini juga menyediakan sinkronisasi secara real-time dan migrasi secara bertahap yang dapat dilakukan dari jarak jauh,” ujar Dr. Feifei.
“Selain itu, kami memiliki tools bernama ADAM (Advanced Database & Application Migration), yang dapat membantu klien untuk melakukan migrasi coding pada aplikasi ke cloud. Biasanya, migrasi coding ini lebih rumit, karena kita harus memikirkan soal kompatibilitas dan hal-hal teknis lainnya. Namun, ADAM akan secara otomatis melakukan scanning pada coding aplikasi, lalu merilis laporan komprehensif yang menunjukkan apakah akan ada isu soal kompatibilitas, dan solusi apa yang ditawarkan,” tambahnya.
Dampak Pandemi Covid-19 Bagi Bisnis Alibaba Cloud dan Pelanggan
Pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan terhadap operasional bisnis di berbagai sektor. Namun, dari segi bisnis cloud, performa Alibaba Cloud semakin kuat karena tingginya akselerasi adopsi teknologi. Pandemi ini justru mempercepat adopsi cloud. Kami melihat bahwa klien-klien dari sektor mobile apps atau gaming juga bertumbuh semakin kuat selama pandemi.
“Perusahaan-perusahaan di Indonesia, baik yang berbasis internet maupun tradisional, sudah mulai memahami pentingnya bermigrasi ke cloud-native. Hal ini didorong karena adanya sharing knowledge dan transfer karyawan, misalnya karyawan dari perusahaan internet yang berpindah ke perusahaan tradisional, mereka akan mendorong adopsi cloud. Di Indonesia sendiri, kami sudah bermitra dengan banyak industri, misalnya finansial (Investree, Dana, Adira), ritel (Kopi Kenangan), gaming (Lyto, IndoFun), hingga pariwisata (Passpod, Dwidaya), dan kami melihat bahwa permintaan terhadap teknologi cloud akan semakin meningkat,” ujar Max.
Indonesia Menjadi Potensi Besar Bagi Alibaba Cloud
Sebelumnya, Alibaba Cloud telah mengumumkan bahwa mereka akan membuka pusat data ketiga di Indonesia. Upaya ini merupakan bentuk dukungan Alibaba Cloud untuk mendorong transformasi digital di Indonesia dan melihat semakin besarnya potensi Indonesia sebagai market utama bagi Alibaba Cloud.
“Kami sangat percaya bahwa Indonesia merupakan pasar besar yang akan terus berkembang. Itulah alasan mengapa kami selalu mendampingi klien-klien lokal dan mengalokasikan investasi yang tinggi di negara ini. Alibaba Cloud, melalui teknologi cloud-native dan produk-produk teknologi kami yang lain, berkomitmen untuk membantu perkembangan bisnis dan transformasi digital perusahaan dari berbagai industri. Kami sangat bersyukur atas kepercayaan yang sudah diberikan oleh para klien, seperti Kopi Kenangan, Akulaku, dan Investree,” kata Dr. Feifei.
“Di masa pandemi ini, justru banyak perusahaan yang menghubungi Alibaba Cloud. Kebanyakan dari mereka mengalami perubahan model bisnis, entah itu di industri edukasi, finansial, media, ataupun gaming. Karena itu, mereka pun harus melakukan migrasi ke Alibaba Cloud,” tutupnya.
Alibabanews adalah portal informasi resmi dari Alibaba Group yang menyediakan berita terbaru terkait ekosistem alibaba di Indonesia dan secara global. Dapatkan informasi terbaru langsung di e-mail Anda dengan berlangganan newsletter kami di laman utama
Bagikan
Link Telah Disalin