IFC: Wanita Dapat Berkontribusi hingga USD280 Miliar di Pasar e-Commerce Asia Tenggara

IFC-Featured-_Women_on_ECommerce

Pertumbuhan perdagangan digital tercatat mengalami kenaikan pesat di Asia Tenggara beberapa tahun terakhir.

Namun berdasarkan laporan International Finance Corporation (IFC) milik World Bank Group yang dirilis bulan lalu,  ini berpotensi dapat terus meningkat hingga USD280 miliar di tahun 2025 hingga 2030 jika lebih banyak perempuan diberdayakan untuk berpartisipasi pada industri yang tengah berkembang ini.

Ekonomi digital di Asia Tenggara sudah meningkat sebesar tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir sejak 2015. Angka peningkatan ini bahkan telah mencapai USD105 miliar di tahun 2020, dimana USD62 miliar diantaranya berasal dari kontribusi eCommerce saja.

Pertumbuhan pesat ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk penetrasi internet mobile-first yang lebih besar di seluruh wilayah, kematangan platform ritel digital, serta pengalaman belanja online yang lebih menarik.

Kesenjangan Gender dalam Pasar Ecommerce

Namun, pertumbuhan ini tidak terbagi secara merata pada laki-laki dan perempuan. Menurut laporan IFC yang berjudul Women and eCommerce in Southeast Asia (Perempuan dan eCommerce di Asia Tenggara), meski setengah dari pelaku bisnis eCommerce aktif adalah perempuan, namun nilai kontribusi perempuan dalam pasar eCommerce tahun lalu hanya sejumlah USD26,35 miliar. Sementara itu, kelompok laki-laki menyumbang USD35,65 miliar.

Data tersebut tertuang dalam informasi yang disediakan oleh Lazada. Laporan ini merupakan laporan pertama yang berfokus pada kontribusi perempuan pada eCommerce dan bagaimana platform online dapat membuat mereka lebih sukses lagi.

Kesenjangan kontribusi antara kelompok perempuan dan laki-laki di eCommerce bahkan lebih terlihat jelas setelah terjadi pandemi COVID-19.

Di Filipina, contohnya, angka penjualan di toko milik perempuan lebih banyak dibanding laki-laki pada kuartal kedua dan ketiga tahun 2019. Namun angka ini turun sebanyak 79% selama pandemi.

Sementara itu di Indonesia, angka penjualan (Gross Merchandise Value – GMV) untuk bisnis milik laki-laki meningkat, namun menurun untuk bisnis yang dijalankan oleh perempuan.

Walaupun kelompok pelaku bisnis perempuan aktif berkontribusi terhadap ekosistem eCommerce di wilayah masing-masing, masih banyak yang menghadapi kesulitan yang signifikan dibandingkan dengan pelaku bisnis laki-laki. Salah satu tantangan terbesar adalah diskriminasi yang dapat membatasi akses mereka terhadap hak-hak dan perlindungan hukum tertentu di berbagai bagian kawasan.

UMKM milik perempuan juga berpotensi kekurangan pendanaan akibat hambatan pinjaman formal dan pembiayaan eksternal dari investor. Kesenjangan inklusi digital — populasi perempuan di Asia Tenggara yang mendapatkan akses internet lebih sedikit 11% dibanding laki-laki — artinya beberapa perempuan masih tidak dapat berpartisipasi pada ekonomi digital.

Ekonomi yang Lebih Kuat dan Adil

Menurut penemuan IFC, memperbaiki kesenjangan gender tidak hanya memberi keuntungan bagi perempuan, namun juga bagi pada seluruh kawasan eCommerce.

Terlebih, jika nilai GMV dari bisnis milik perempuan di eCommerce seimbang dengan bisnis milik laki-laki, tambahan USD280 miliar bisa didapatkan antara tahun 2025 dan 2030. Menurut Senior Vice president of Operations, IFC, Stephanie von Friedeburg, pendapatan ini akan terus terakumulasi selama beberapa dekade kedepan.

“Dengan kata lain, bila kesenjangan gender tidak segera diatasi, sekitar USD46 miliar nilai pasar hilang setiap tahunnya,” tambah von Friedeburg.

Hasil riset juga menunjukan bahwa proporsi konsumen perempuan dalam perdagangan digital lebih tinggi — sebuah tren yang didorong oleh pandemi – sehingga memiliki lebih banyak penjual perempuan bisa membantu memenuhi kebutuhan mereka.

“Ada sedikit keraguan bahwa kemampuan bersaing secara online akan semakin menentukan apakah sebuah perusahaan berhasil atau tidak,” ujar Senior Vice President of Operations, IFC, Stephanie von Friedeburg. “Memastikan bahwa pelaku bisnis perempuan ditempatkan di posisi yang tepat untuk bersaing secara online tidak hanya akan memperkuat bisnis, namun juga mendorong pembangunan.”

Berbagai sektor masyarakat dapat berperan dalam membantu mencapai kesetaraan gender di ekonomi digital, tetapi platform eCommerce memiliki kemampuan untuk berinvestasi lebih banyak pada pelaku bisnis perempuan.

Pada level operasional, perusahaan eCommerce dapat mendukung pelaku bisnis perempuan dengan data terpilah berdasarkan gender, serta lebih banyak penawaran pembiayaan dan peluang pelatihan untuk memastikan bahwa bisnis mereka dapat berkembang.

Banyak hal lain yang juga dapat dilakukan guna mendukung, dan memberi insentif pada perempuan untuk memanfaatkan promosi berbayar dan memasuki segmen bernilai tinggi. Sehingga, mereka bisa meningkatkan kontribusi mereka di pasar eCommerce secara keseluruhan.IFC_Women_and_E-commerce_in_Southeast_Asia_10_ECommerce

“Kami telah menyaksikan banyak perempuan menjadi wirausaha, baik sebagai pemimpin perusahaan ataupun sebagai penjual di Lazada di seluruh Asia Tenggara. Kami merasa beruntung dapat menjadi bagian dari perjalanan membantu banyak perempuan untuk bersinar di eCommerce,” ujar Lazada Group Executive Officer, Chun Li.

Berdasarkan laporan IFC, hampir sepertiga bisnis Lazada di Indonesia dan dua pertiga dari bisnis Lazada di Filipina dimiliki oleh perempuan.

Lazada telah berkomitmen sejak lama untuk mengutamakan inklusivitas dan kesetaraan gender di eCommerce dan teknologi.

Di 2018, Lazada menjadi salah satu anggota pendiri Digital2Equal, sebuah inisiatif dari IFC dan Komisi Eropa yang bertujuan menciptakan lebih banyak lagi kesempatan bagi perempuan di negara-negara berkembang. Tahun ini, Lazada juga meluncurkan Lazada Forward Women Awards untuk mengapresiasi dan merayakan keberhasilan pebisnis perempuan.

“Dengan peluang pertumbuhan pesat di kawasan Asia Tenggara, kami berkomitmen untuk menyediakan akses pengetahuan serta fitur digital kepada pebisnis perempuan agar mereka bisa merangkul dan mendapat manfaat dari ekonomi digital,” ujar Chun.

AlibabaNews Bahasa Indonesia adalah portal informasi resmi dari Alibaba Group yang menyediakan berita terbaru terkait ekosistem alibaba di Indonesia dan secara global. Dapatkan informasi terbaru langsung di e-mail Anda dengan berlangganan newsletter kami di laman utama.

eCommerce IFC Lazada Indonesia Lazada Seller