6 Tren Industri Makanan dan Minuman di Tahun 2021

Artikel ini telah terlebih dahulu tayang dalam situs Alibaba.com, platform perdagangan global B2B dari Alibaba Group, dan diterjemahkan untuk Alibabanews Indonesia. Klik disini melihat sumber asli artikel.

Featured-Image-industri-makanan

Sepanjang tahun 2020, pandemi COVID-19 telah mengubah kehidupan manusia di seluruh dunia. Mulai dari pembatasan kegiatan operasional sektor bisnis, masyarakat yang dipaksa untuk tetap berada di rumah, hingga perubahan gaya hidup masyarakat.

Aturan karantina dan isolasi mandiri telah mengubah pola hidup dan kebiasaan masyarakat. Ada dari mereka yang meningkatkan keterampilan memasak di rumah, ada pula yang menjalankan pola hidup sehat. Perubahan-perubahan ini dikarenakan sebagian orang memilih makanan sebagai ‘penenang’ dalam masa sulit ini.

Perilaku konsumen bukan satu-satunya hal yang berubah di tahun 2020 ini.

Banyak dari pabrik dan peternakan yang tutup dalam jangka waktu yang berbeda, guna mengurangi penyebaran virus. Penutupan pabrik berdampak pada  keterlambatan produksi dan menyebabkan terjadi kekurangan stok pangan di beberapa daerah.

Tahun 2020 bisa dikatakan jauh dari kata normal, dan jelas telah memberi dampak pada industri makanan dan minuman dalam berbagai aspek.

6 tren terpopuler makanan dan minuman

Aspek-aspek yang telah disebutkan di atas telah memberikan berbagai dampak terhadap tren di industri makanan dan minuman.

Mari kita lihat apa saja 6 tren teratas dalam satu tahun terakhir.

1. Makanan Berbasis Nabati

Vegetarian dan veganisme merupakan dua tren yang berkembang dalam satu tahun terakhir. Banyak orang beralih menjalani gaya hidup ini untuk berbagai alasan. Contohnya seperti kesehatan, menghapuskan kekejaman terhadap hewan, dan memprioritaskan sustainability.

Perusahaan Beyond Meat dan Impossible Foods adalah dua perusahaan besar di industri ini.

Keduanya menciptakan pengganti daging dari bahan nabati. Produk-produk mereka dapat ditemukan di supermarket, restoran, dan bahkan di beberapa restoran cepat saji, salah satunya Burger King. Walaupun dua perusahaan ini bukan yang pertama kali membuat makanan berbasis nabati, keduanya menjadi terkenal setelah berhasil membuat produk berbahan dasar nabati yang rasanya mirip sekali dengan daging.

Selain itu, wabah COVID-19 juga sempat membuat beberapa daerah kekurangan stok daging. Hal ini menyebabkan harga dada ayam dan daging giling meroket. Menurut peneliti, kekurangan daging hewan dan juga peningkatan ketertarikan akan produk organik yang menyebabkan penjualan perusahaan pembuat makanan berbasis nabati meningkat.

Daging berbasis nabati bukan hanya satu-satunya jenis produk makanan berbasis nabati yang mengalami kenaikan permintaan. Beberapa perusahaan seperti Green Mustache, Gold Supplier di Alibaba.com memproduksi makanan ringan vegan untuk para konsumen yang tidak mengonsumsi hewan karena alasan filosofis akan kepercayaan atau karena merasa makanan ini lebih baik.

Sejak pasar produk ini berkembang, semakin banyak bisnis yang menyediakan produk makanan berbasis nabati.

Green-Mustache-industri-makanan-minuman

2. Peningkatan Konsumsi Bahan Makanan Segar dan Beku

Walaupun konsumsi produk buah dan sayur bukan tren baru, konsumen lebih banyak membeli buah dan sayuran dalam setahun terakhir untuk menambah nutrisi dan vitamin alami di dalam tubuh.

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh 210 Analytics, IRI, dan Produce Marketing Association (PMA) pada bulan Mei 2020, penjualan buah dan sayur segar mengalami peningkatan YoY sebanyak 14.3% dan penjualan buah dan sayur beku mengalami peningkatan YoY sebanyak 33.8%. Banyak orang memilih membeli buah dan sayur beku guna mengurangi perjalanan ke supermarket selama masa karantina.

Penyebaran COVID-19 membuat orang sadar akan pentingnya kesehatan. Banyak orang melakukan berbagai hal untuk memperkuat imunitas tubuh. Salah satu cara untuk mendapatkan vitamin tambahan adalah dengan cara mengkonsumsi banyak buah dan sayur. Demikian hal ini menjadi asal mula peningkatan permintaan untuk produk buah dan sayur.

Bukan rahasia umum jika Vitamin C dikenal sebagai salah satu pendorong imunitas tubuh dan kepopuleran buah jeruk dikenal sebagai salah satu buah dengan vitamin C terbanyak. Dua hal ini yang menyebabkan penjualan buah jeruk dan jus jeruk mengalami peningkatan yang signifikan.

Peningkatan konsumsi buah dan sayur sepertinya akan berlangsung selama beberapa tahun kedepan. Tak hanya buah dan sayur, makanan berbasis nabati juga diprediksi akan semakin diminati beberapa tahun kedepan.

3. Premiumisasi

Mengeluarkan uang lebih untuk produk berkualitas ‘premium’ seperti makanan premium yang disebut-sebut memiliki kualitas super dan eksklusif seringkali disebut “premiumisasi”.

Seperti yang telah disebutkan, manusia memiliki beragam respon pikiran dan emosional yang tentu saja mempengaruhi konsumsi makanan dan minuman tiap individu. Pemikiran “self-care” dan “treat yourself” semakin berkembang selama pandemi. Sekarang ini, memanjakan diri dengan makanan premium menjadi hal yang cukup penting agar tetap dapat menghadapi masa-masa sulit.

Ketidakmungkinan untuk berpergian dan melakukan kegiatan di luar ruangan membuat banyak orang dapat menyimpan lebih banyak uang. Para peneliti juga menunjukan bahwa generasi milenial dan Gen Z cukup sering membeli produk-produk premium. Selain kualitas super dan performa yang bagus, harga yang lebih mahal menjadi nilai plus dalam rangka “treat yourself”. Maka itu, perusahaan disarankan untuk mulai menawarkan produk premium.

Beberapa contoh produk makanan premium teratas:

  • Kue dan roti
  • Minuman panas
  • Coklat
  • Ikan yang telah diproses
  • Aged meat
  • Produk berbahan telur

Top-Categories-with-Premium-Claim-industri-makanan-minuman

Walaupun sebagian negara perlahan mulai kembali beroperasi dan banyak orang-orang mulai kembali beraktivitas seperti biasa, produk-produk premiumisasi diprediksi akan semakin terkenal beberapa tahun kedepan. Berdasarkan laporan yang dipublikasikan oleh MarketWatch, premium coklat diprediksi akan mengalami kenaikan tahunan sebanyak 7.28% dari tahun 2018 sampai 2022.

4. Kenaikan Permintaan Rempah dan Bumbu

Hobi yang paling banyak dilakukan selama masa karantina adalah meningkatkan kemampuan memasak. Sebelum pandemi, tren yang berkembang dikalangan masyarakat adalah memakan makanan cepat saji atau makan di restoran. Sekarang ini, banyak orang yang mulai turun ke dapur untuk memasak.

Dengan banyaknya orang yang mencoba resep-resep baru, rempah dan bumbu dibutuhkan untuk melengkapi masakan mereka. Karena itulah banyak yang membeli rempah dan bumbu. Faktanya, di 3 bulan pertama 2020, ada kenaikan penjualan rempah dan bumbu di Alibaba.com sebesar 67%.

Tren ini mungkin tidak akan berlangsung lama, karena pada akhirnya orang akan menginginkan satu produk yang dapat mewakili banyak rempah dan bumbu. Jika ini terjadi, maka kemungkinan akan terjadi penurunan penjualan rempah dan bumbu.

Tentu saja akan tetap ada permintaan untuk produk-produk ini, namun sepertinya tidak akan setinggi persentase permintaan di tahun 2020 awal.

5. Ketidakpastian Produksi

Hampir Sebagian besar negara dan kota di dunia mengalami lockdown selama setahun terakhir. Oleh karena itu, ada beberapa pabrik yang memutuskan untuk tutup sementara, namun ada pula yang tutup selama berbulan-bulan.

Menurut World Bank, negara-negara berkembang mengalami masalah kekurangan stok makanan, sehingga rantai stok mengalami gangguan di tahun 2020.

Di Amerika Serikat, tidak pernah ada masalah besar dengan kekurangan produk karena negara tersebut telah memiliki stok, namun ada pula masyarakat yang khawatir jika stok di rumahnya habis. Pemikiran seperti ini kemudian menyebabkan panic buying terjadi.

Tyson Foods, manufaktur daging di Amerika Serikat, telah menutup beberapa kali pabrik mereka, sehingga terjadi ketakutan kekurangan stok di musim panas. Sama dengan Tyson Foods, Smithfield yang juga merupakan manufaktur daging, melakukan hal yang sama.

6. Keinginan untuk sustainability

Dalam beberapa tahun belakangan, banyak orang yang mulai melakukan gaya hidup berkelanjutan atau sustainable living. Penyebabnya karena ada keinginan untuk mengurangi jejak karbon serta melestarikan sumber daya alam.

Para peneliti mengatakan bahwa makanan berbasis nabati akan lebih baik bagi bumi dibanding makanan dan susu hewani. Walaupun masih banyak orang yang mengonsumsi daging, namun berdasarkan sensus penduduk, banyak yang berkata bahwa mereka ingin mengubah gaya hidup menjadi vegan.

Perusahaan yang menyediakan makanan berbasis nabati yang sudah disebutkan di atas juga memiliki keinginan untuk sustainability. Menurut perusahaan-perusahaan tersebut, akan lebih efisien dan eco-friendly untuk merawat tanaman ketimbang merawat hewan.

Produk Makanan dan Minuman Terpopuler di Alibaba.com di tahun 2020

Di tahun 2020, banyak pelajaran yang dapat diambil karena keadaan yang tidak pasti.

Kehilangan pekerjaan dan ekonomi yang belum kembali pulih merupakan salah satu contoh dari kejadian yang sering terjadi di tahun 2020. Selain itu, karena banyaknya rumah tangga yang menyimpan stok, dikhawatirkan akan terjadi kekurangan bahan baku.

Inilah beberapa jenis makanan dan minuman yang paling diminati di Alibaba.com selama 2020.

Produk Makanan Terlaku

  • Tuna kaleng
  • Daging kaleng
  • Salmon pink Alaska kaleng
  • Tuna kaleng FAD Free
  • Buah kaleng (nanas, manga, dll)
  • Buah zaitun hitam 

Produk Minuman Terlaku

  • Redbull
  • Tampico
  • Minuman Bersoda
  • 5 Hour Energy
  • Oviten Energy Wake Up

Final Thoughts

Jika ada satu kesimpulan yang dapat ditarik dari adanya tren makanan dan minuman di tahun 2020, kesimpulan tersebut adalah ungkapan “sehat itu mahal”.

Tren makanan di 2020 sangat dipengaruhi oleh penyebaran COVID-19 ditambah lagi generasi muda yang menginginkan hidup lebih sehat.

Walaupun perubahan di tahun 2021 belum dapat dipastikan karena kasus COVID-19 global masih terus meningkat, namun vaksinasi sudah mulai dilakukan. Dengan begitu, industri makanan dan minuman sepertinya akan mengalami pergeseran lagi jika dunia mengalami pre-COVID normalcy.

Tetapi, dapat diprediksi bahwa tren makanan berbasis nabati, memilih untuk makan sehat, dan sustainability akan tetap ada di tahun 2021 dan di masa yang akan mendatang.


Sumber Artikel:

  1. https://impossiblefoods.com/burgerking
  2. https://plantbasedfoods.org/plant-based-food-outpaces-total-food-sales-during-covid19
  3. https://www.forbes.com/sites/janetforgrieve/2020/03/10/new-products-growing-demand-fuel-growth-of-plant-based-food-sales/
  4. https://www.producebluebook.com/2020/06/02/covid-19-grocery-trends-week-11-fresh-produce-sales-up-14
  5. https://intermountainhealthcare.org/blogs/topics/covid-19/2020/06/want-a-defense-against-covid-19-strengthen-your-immune-system/
  6. https://www.marketwatch.com/press-release/premium-chocolate-market-size-share-2020-global-industry-trends-demand-growth-opportunities-industry-revenue-future-and-business-analysis-by-forecast-2023-2020-11-18
  7. https://www.worldbank.org/en/topic/agriculture/brief/food-security-and-covid-19
  8. https://www.usda.gov/coronavirus/food-supply-chain
  9. https://www.cidrap.umn.edu/news-perspective/2020/04/us-food-processing-plants-become-covid-19-hot-spots
  10. https://www.sustain.ucla.edu/our-initiatives/food-systems/the-case-for-plant-based/

 

Alibabanews adalah portal informasi resmi dari Alibaba Group yang menyediakan berita terbaru terkait ekosistem alibaba di Indonesia dan secara global. Dapatkan informasi terbaru langsung di e-mail Anda dengan berlangganan newsletter kami di laman utama

Alibaba.com B2B bahan makanan Ekspor barang indonesia produk pangan sustainable living