Jadi Penggerak Industri Kreatif, Billy Boen dan Yoris Sebastian Bagi Pengalaman Ikuti Taobao Maker Festival
Jadi Penggerak Industri Kreatif, Billy Boen dan Yoris Sebastian Bagi Pengalaman Ikuti Taobao Maker Festival
Taobao Maker Festival (TMF) merupakan acara tahunan Alibaba Group yang mengumpulkan para kreator muda se-antero Tiongkok untuk merayakan dan memaknai orisinalitas dan kreativitas. Jika pada penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya acara ini diadakan secara offline, di tahun kelimanya, TMF 2020 untuk pertama kali diselenggarakan dengan menggabungkan konsep virtual melalui aplikasi Taobao, dengan konsep offline melalui roadshow ke empat kota besar di Tiongkok.
Sebagai penggerak industri kreatif di Indonesia, Billy Boen dan Yoris Sebastian berkesempatan diundang oleh Alibaba Group untuk menghadiri langsung perhelatan Taobao Maker Festival pada tahun 2019. Banyak cerita menarik serta pengalaman berkesan yang mereka dapatkan. Keduanya juga berharap, suatu saat nanti, Indonesia dapat menyelenggarakan festival serupa untuk mendorong generasi muda membangun beragam karya yang kreatif dan out-of-the-box.
Ingin tahu pengalaman seru Billy Boen dan Yoris Sebastian menghadiri TMF tahun 2019? Yuk simak hasil obrolannya dengan Alibabanews!
Halo Mas Billy dan Mas Yoris, boleh diceritakan tentang pengalaman mengikuti TMF sebelumnya?
Yoris: Pertama kali mendengar soal Taobao Maker Festival, saya kira tidak akan jauh berbeda dari pameran-pameran trade show yang menampilkan berbagai produk. Tapi, ternyata TMF yang diadakan di Hangzhou berhasil membuat saya takjub. Alasannya adalah karena acara ini bukan berfokus pada transaksi jual-beli antara kreator dan konsumen. Lebih dari itu, TMF menjadi ajang pameran bagi kreator muda Tiongkok untuk memamerkan karya inovatif terbaru mereka kepada ribuan pengunjung. Saya melihat peluang besar untuk berkolaborasi dan belajar dari TMF ini.
Billy: Pengalaman mengikuti Taobao Maker Festival tahun lalu benar-benar mengangkat pikiran dan wawasan saya. Pertama kali mengunjungi Tiongkok, saya kaget, di sana tingkat inovasi dan adopsi teknologi sudah sangat matang. Yang tadinya saya hanya membaca dan menonton tentang kecanggihan robot yang dilengkapi kecerdasan buatan (AI), kini saya menyaksikan langsung.
Menurut Mas Billy dan Mas Yoris, apa sebenarnya dampak yang dihasilkan dari acara Taobao Maker Festival untuk para kreator?
Billy: Yang saya sukai dari TMF adalah acara ini menjadi platform bagi UMKM yang digawangi para anak muda untuk memamerkan karya mereka. Dengan seleksi yang super ketat, para kreator ini jadi terpacu untuk terus membuat produknya lebih bagus lagi, agar bisa lolos ke TMF. Dari mindset tersebut, ada kebanggaan tersendiri ketika mereka terpilih dan bisa menunjukkan karya mereka ke konsumen, juga puluhan media global yang hadir.
Yoris: Dengan kurasi dan seleksi yang ketat, setiap orang berlomba-lomba untuk membuat produk terbaik. Saya kagum karena acara ini dikhususkan untuk anak-anak muda. Coba bayangkan kalau tidak ada acara seperti TMF, mungkin orang-orang kreatif ini tidak bisa mengembangkan karya mereka. Taobao membuka akses mereka untuk memperluas jangkauan pasar dan bertemu dengan konsumen-konsumen baru.
Bagaimana pendapat Mas Billy dan Mas Yoris jika Taobao Maker Festival diadakan di Indonesia?
Yoris: Yang perlu diperhatikan adalah dua hal utama: manufaktur pendukung dan tren gaya hidup. Pabrik-pabrik manufaktur di Indonesia masih kurang banyak, jadi terkadang kreator harus mencari pabrik di luar negeri untuk memproduksi karya atau prototipe tertentu. Yang kedua, kreator harus punya persiapan yang matang dan jago membaca kebutuhan di pasar. Misalnya di TMF, karena Tiongkok punya kepemilikan hewan peliharaan tinggi, banyak brand yang membuat aksesoris atau kreasi makanan untuk hewan. Nah, silakan dilihat, kalau di Indonesia, apa saja tren-tren gaya hidup masyarakat yang kira-kira bisa dikembangkan menjadi produk kreatif.
Billy: Untuk saat ini, Indonesia masih harus belajar banyak dari penyelenggaraan Taobao Maker Festival. Di sana, teknologi yang ditampilkan benar-benar canggih dan belum pernah ada sebelumnya. Jika TMF diadakan di Indonesia tapi teknologinya hanya ala kadarnya, maka acara ini tentu jadi tidak istimewa. Saya cukup beruntung bisa mengikuti TMF secara langsung. Supaya bisa menginspirasi kreator-kreator di Indonesia, mungkin bisa dipertimbangkan juga untuk membawa karya-karya TMF Tiongkok ke sini.
Nah, Mas Billy dan Mas Yoris sendiri merupakan penggerak industri kreatif dari kalangan generasi muda di Indonesia. Apa saja karakter dan kemampuan yang harus dimiliki seorang creativepreneur?
Billy: Harus punya mindset yang kuat dan wawasan yang luas. Saya banyak melihat anak muda yang kreatif dan inovatif, tapi mereka hanya bisa membuat prototipe (konsep). Padahal, agar inovasi bisa bermanfaat, kita harus bisa memproduksinya secara massal. Kita harus tahu cara produksi, distribusi, marketing, dan sebagainya.
Karena itu, dari awal, mindset creativepreneur harus punya tujuan jangka panjang. Misalnya, jangan mengikuti acara pameran hanya untuk sekedar memenangkan lomba/hadiah dan berhenti di sana. Harus dipikirkan, uang hadiah tersebut bisa dikelola untuk apa, supaya produknya bisa menjangkau lebih banyak orang.
Yoris: Kalau mau menjadi creativepreneur, berarti harus berlatih berpikir secara kreatif dalam konteks problem-solving, bagaimana kita bisa membuat produk yang menyelesaikan sebuah permasalahan. Selain itu, penting juga untuk memiliki kemampuan relasi yang baik dengan orang-orang di sekitarnya. Kalau orangnya kreatif, tapi tidak bisa memimpin atau mengelola tim dengan baik, maka akan sulit untuk maju.
Dalam era ‘New Normal’ seperti ini, apakah Mas Billy dan Mas Yoris punya tips dan saran agar bisa tetap kreatif?
Yoris: Di era ini, justru lebih banyak lagi inspirasi yang bisa kita dapatkan, terutama di dunia maya. Saya sendiri mencari podcast dan acara-acara virtual yang kira-kira bisa memberikan inspirasi atau pengetahuan baru, seperti “Podcast Inspigo”. Jangan hanya mendengarkan podcast orang terkenal, tapi carilah yang topiknya memang bagus. Saya percaya kalau “You are what you read”, dimana semua asupan konten seperti YouTube, Instagram, dan lain-lain bisa mengubah mindset kita. Karena itu, penting untuk “mengkonsumsi” asupan konten yang berkualitas dan edukatif.
Billy: Sejak penerapan Work from Home (WfH), saya semakin giat belajar tentang hal-hal yang selama ini saya sukai. TV di rumah pun selalu menyala dengan kanal berita internasional. Ibaratnya walaupun pergerakan kita terbatas, tapi sekarang kita bisa mendapatkan informasi kapan saja dan dari mana saja. Intinya, kita perlu terus memperluas wawasan supaya bisa bermunculan ide-ide baru, itulah awal dari pelatihan berpikir kreatif.
Terakhir, apa buku yang sedang dibaca oleh Mas Billy dan Mas Yoris, dan apakah ada rekomendasi untuk pembaca Alibabanews?
Billy: Saya sedang membaca buku tentang investasi yang ditulis oleh Ray Dalio. Ray Dalio adalah seorang miliarder investor di Amerika Serikat. Untuk anak muda yang tertarik dengan dunia bisnis atau investasi, mungkin buku ini bisa menjadi bacaan yang menarik.
Yoris:
Saya baru saja selesai membaca buku berjudul “Generalist: Why Generalist Triumph in a Specialized World” yang bercerita bagaimana berbagai teknologi dunia lahir dari kolaborasi Generalist dan Specialist. Dunia sudah punya banyak specialist sehingga butuh lebih banyak generalist.
—
Artikel wawancara bersama Billy Boen dan Yoris Sebastian mengenai pengalaman menghadiri Taobao Maker Festival tahun 2019 ini merupakan rangkaian dari sorotan inovasi dan kreativitas yang telah dijunjung Taobao Maker Festival setiap tahun, tak terkecuali di tahun 2020 ini.
Tertarik mengetahui keseruan lebih lanjut Taobao Maker Festival 2020? Selengkapnya dapat Anda ketahui di laman berikut ini.
Bagikan
Link Telah Disalin